JawaPos.com – Saat ada anggota keluarga terkena Covid-19, anggota keluarga yang lain memilih untuk menunggu pasien di ruang tunggu rumah sakit. Sayangnya, sejumlah warga Malaysia justru tertular Covid-19 Delta saat menjaga keluarganya di ruang tunggu.
Warga Malaysia Fiari Suhaimi dan putranya yang berusia lima tahun mengunjungi sebuah layanan kesehatan di Kuala Lumpur pada Juni untuk pemeriksaan rutin. Dia berasumsi bahwa ada protokol kesehatan untuk mencegah infeksi Covid-19. Sebaliknya, mereka tertular selama berada di ruang tunggu.
Beberapa hari kemudian, dia, putranya, dan suaminya juga dinyatakan positif Covid-19 varian Delta. “Kami sedang menunggu giliran di klinik, ketika sebuah keluarga berempat keluar dari ruang konsultasi. Kami terus menunggu di area yang sama dengan mereka selama sekitar 15 menit sebelum anak saya dipanggil,” katanya seperti dilansir Straits Times.
“Kami kembali ke ruang tunggu setelah itu. Saat itulah kami mendengar perawat dengan santai memberi tahu keluarga bahwa semua dinyatakan positif dan harus melakukan karantina sendiri di rumah. Saya ngeri,” katanya.
Kasus Covid-19 harian di Malaysia terus mencatat rekor tertinggi dan didominasi strain Delta yang lebih menular. Pada Rabu (4/8), infeksi harian baru melonjak menjadi 19.819 kasus, tertinggi sejak pandemi dimulai, sementara jumlah kematian harian mencapai 257 dan merupakan rekor.
Sementara itu, Dirjen Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah telah memperingatkan bahwa jumlah kasus baru akan meningkat karena varian Delta, yang dapat dengan mudah ditularkan melalui udara di dalam ruangan.
Fiari, 35, mengatakan dia berasumsi bahwa klinik pasti membersihkan tempat secara teratur dan merawat pasien Covid-19 di area terpisah. Setelah dia dan keluarganya dinyatakan positif, Kementerian Kesehatan mengatakan mereka mungkin terpapar virus di klinik. Namun, hanya pengurutan genom yang dapat secara meyakinkan menunjukkan dengan tepat apakah mereka memang terinfeksi di sana.
“Bukan tidak mungkin (hal itu terjadi) karena sebagian besar klinik memiliki aliran udara yang buruk. Mereka tidak memiliki ruang tekanan negatif untuk merawat pasien dengan penyakit menular seperti di rumah sakit,” kata Direktur dari Pusat Penelitian dan Pendidikan Penyakit Menular Tropis Universiti Malaya kepada ST Profesor Sazaly Abu Bakar.
Profesor Sazaly menambahkan bahwa dokter sekarang harus mempertimbangkan untuk meningkatkan sirkulasi udara klinik. Tidak hanya untuk Covid-19, tetapi juga untuk campak dan influenza.
“Sebelum ini, orang-orang menganggap remeh hal ini, tetapi Covid-19 mengajarkan kita untuk tidak menganggap remeh aliran udara karena hal kritis dan penting,” katanya.