JawaPos.com – Perekonomian Indonesia kuartal II 2021 mampu memenuhi target dan ekspektasi pemerintah tumbuh 7,07 persen. Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III cukup berat karena adanya virus Covid-19 varian Delta. Dia memperkirakan ekonomi hanya tumbuh dikisaran 3,7-4 persen.
“Ini sebuah tantangan. Kita hanya bisa melakukan pada upper end apabila Delta bisa dikendalikan dan mobilitas serta kegiatan ekonomi mulai bisa berjalan secara normal kembali,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/8).
Sri Mulyani meminta semua pihak mewaspadai penyebaran varian Delta, karena seluruh negara di dunia mengalami penurunan ekonomi akibat daya tular yang cukup pesat. Sehingga, Indonesia tidak boleh lengah dan mudah puas dengan capaian kuartal II ini.
“Mungkin yang paling dramatis di India terlihat sekali di sini maka terlihat kemudian ekonominya juga mengalami dampak yang sangat dalam akibat Delta virus. Jadi, kita juga tidak boleh lengah,” tuturnya.
baca juga: Tembus 7,07 Persen, Pertumbuhan Ekonomi RI Tertinggi Setelah 2004
Didorong Insentif Otomotif
Menurutnya, capaian pemulihan ekonomi pada II juga didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah dalam mendongkrak daya beli seperti pelonggaran PPnBM yang diberikan untuk sektor otomotif. Keringanan tersebut berhasil menunjang pertumbuhan konsumsi dan juga sektor manufaktur.
“Jadi, terlihat sekali kenaikan dari konsumsi maupun dari manufaktur itu didukung salah satunya adalah komoditas otomotif yang mendapatkan bantuan dari sisi policy pemerintah, yaitu pembebasan PPnBM,” ucapnya.
Sri Mulyani berharap, stimulus yang diberikan oleh pemerintah dapat membantu memulihkan ekonomi dengan kerja sama oleh seluruh masyarakat. Dengan begitu, aktivitas masyarakat bisa kembali normal.
“Kita berharap membantu pemulihan ekonomi akan bisa terjaga tentu ini hanya bisa dilaksanakan apabila seluruh pelaku ekonomi dan masyarakat ikut menjaganya,” pungkasnya.