JawaPos.com-Kerja keras memang tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang tergambar dari keberhasilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020.
Khususnya Greysia Polii. Dengan kedewasaan dan komitmen kuat yang dia miliki, dia bisa membimbing Apriyani yang usianya sepuluh tahun lebih muda. Sehingga bisa berada di level seperti sekarang.
Kesuksesan pasangan yang akrab disapa GreysAp tersebut juga membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di ajang Olimpiade. Dengan penampilan yang sangat tenang, saling memberikan senyum, enjoy di lapangan, akhirnya mereka bisa menduduki podium tertinggi di Olimpiade.
Puji Tuhan.
Tradisi emas di Olimpiade bisa dilanjutkan. Selamat buat GresyAp. Kemenangan tersebut jadi hadiah untuk hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia.
Saya sempat membaca Tokyo 2020 menjadi Olimpiade terakhir bagi Greysia. Kita tidak bisa memaksakan Greysia untuk bertahan dan menunggu Olimpiade Paris 2024 yang tinggal tiga tahun lagi. Segala keputusan tentunya ada di Greysia. Dia yang paling tahu bagaimana keadaannya.
Kalau dia mau berhenti, itu keputusannya. Kalau mau lanjut, tentunya dia akan sangat berkomitmen untuk terus menampilkan yang terbaik yang dia bisa.
Sebagaimana yang sudah dia tunjukkan selama bertahun-tahun, sampai akhirnya meraih prestasi tertinggi sebagai seorang atlet dengan menjuarai Olimpiade.
Saya belum membayangkan bagaimana ketika Greysia pensiun. Termasuk, pemain lain yang akan berduet dengan Apriyani kelak. Semua bergantung dari tim pelatih.
Untuk pemain double, hal yang terpenting adalah komunikasi dengan pasangan. Di samping itu, juga harus memahami kebiasaan pasangan. Supaya, ketika bermain bisa saling melengkapi.
Untuk Apriyani, apabila Greysia pensiun, harus digantikan pengganti yang paling tidak mirip-mirip permainannya dengan Greysia. Tapi, untuk mencapai titik permainan yang ditampilkan Greysia, pastinya tidak mudah.
Butuh penyesuaian, jam terbang, dan harus kerja keras lagi agar dapat mencapai prestasi tertinggi. Pemain muda tentunya bisa meneladani Greysia.
Tantangan untuk Olimpiade Paris 2024 tentu bakal semakin berat. Saya melihat persaingan bulu tangkis di nomor itu sekarang cukup merata.
Tidak selalu dikuasai pemain asal Asia, tapi pemain Eropa seperti Bulgaria, Belanda, Inggris, Denmark, dan lainnya terus menunjukkan peningkatan prestasi. Karena itu, kita harus seoptimal mungkin untuk bisa mempertahankan prestasi seperti saat ini.
Selain GreysAp, kita punya pemain lain di ganda putri seperti Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, Yulfira Barkah/Febby Valencia Dwijayanti, dan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah.
Kita harus menyiapkan mereka untuk menuju Olimpiade 2024. Tentunya dengan komitmen, latihan keras, disiplin, fokus dan melalui pertandingan-pertandingan untuk mendapatkan poin agar ranking mereka terus bertambah. Dengan demikian, bisa lolos di kualifikasi nanti.
Saya optimistis, dengan tinta emas yang sudah dicatatkan Greysia/Apriyani, ganda putri nantinya bisa terus berprestasi.
Minarti Timur
Peraih Medali Perak Olimpiade Sydney 2000