JawaPos.com – Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) semakin optimistis dalam penyaluran kredit di sisa tahun ini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis capaian pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 sebesar 7,07 persen secara tahunan.
Ketua Himbara Sunarso yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengatakan, pihaknya bersyukur Indonesia terlepas dari resesi ekonomi akibat pandemi yang terjadi. Menurutnya, selama ini Himbara telah menjadi mitra utama pemerintah dalam implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Sunarso mengungkapkan, hingga Mei 2021 total penyaluran stimulus untuk PEN tercatat sebesar Rp 370,55 triliun (di luar restukturisasi) kepada 51,77 Juta penerima. Sedangkan, realisasi restrukturisasi kredit oleh Himbara atas nasabah terdampak Covid-19 sampai sebanyak 3,43 juta nasabah dengan total baki debet sebesar Rp 411,14 triliun.
“Dengan perbaikan ini, tentunya Himbara semakin optimistis bahwa momentum pemulihan ekonomi semakin dekat. Perbaikan kondisi ekonomi itu, kata dia, ditopang pertumbuhan kredit perbankan yang menunjukkan tren perbaikan,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/8).
Sunarso menyebut, untuk pertama kalinya pertumbuhan kredit positif sekitar 0,6 persen secara year on year (YoY) pada Juni 2021, yang sebelumnya selalu negatif selama 8 bulan berturut-turut sejak Oktober 2020. Bahkan, sebagai contoh untuk pertumbuhan kredit BRI khususnya segmen mikro tumbuh sebesar 17 persen secara tahunan.
“Pertumbuhan ekonomi ini, sangat memberikan harapan ke depannya. Ini menunjukkan pemulihan yang nyata baik dari sisi permintaan maupun produksi dan diharapkan menjadi titik balik pemulihan dan percepatan ekonomi ke depan. Momentum pemulihan ekonomi ini harus dijaga,” tuturnya.
Faktor Pendukung
Sunarso juga memaparkan, terdapat beberapa faktor pendukung melalui kebijakan pemerintah untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi tersebut. Diantaranya, program akselerasi vaksinasi yang masif. Kedua, dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat sehingga menopang pertumbuhan dalam hal ini pemerintah mendukung pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan yang pro growth dan pro poor.
Ketiga, pemulihan ekonomi global mendorong sektor eksternal yaitu ekspor yang lebih baik tahun ini. Keempat adalah keberhasilan menjaga iklim investasi yang berpeluang lebih tinggi pada tahun ini sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Kelima, pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mulai positif dimana capaian itu lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat negatif.
Dengan pola seperti ini, kata Sunarso, diyakini pertumbuhan kredit akan kembali tercatat positif hingga akhir 2021. Terakhir konsumsi masyarakat yang kembali rebound setelah pembukaan kembali ekonomi.
Berdasarkan tracking pola belanja yang dilakukan oleh Himbara, terlihat masyarakat Indonesia semakin cepat melakukan penyesuaian belanja pasca dilakukannya pembatasan mobilitas. Oleh karena itu dia optimistis transaksi belanja akan kembali meningkat ketika kasus Covid-19 dapat diturunkan secara berkelanjutan. Juga jika pembatasan aktivitas ekonomi kembali dilonggarkan.
“Dengan berbagai faktor-faktor tersebut, bank-bank Himbara meyakini bahwa pemulihan ekonomi Indonesia sudah terlihat dan dalam jalur yang benar. Saat ini sudah terlihat cahaya terang di ujung lorong yang gelap, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2021 adalah tanda dan modal yang sangat positif untuk kebangkitan Indonesia,” pungkasnya.