JawaPos.com – Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Pol Eko Indra Heri S. meminta maaf atas kegaduhan yang timbul akibat rencana bantuan Rp 2 triliun yang kemudian tak jelas juntrungannya itu. Dia mengaku tidak berhati-hati ketika mendapat informasi soal rencana donasi dari Akidi Tio (almarhum) dan keluarga tersebut.
”Kepada rakyat Indonesia, Pak Kapolri, Mabes Polri, anggota Polri se-Indonesia, tokoh ulama, tokoh masyarakat, Pak Gubernur, Pangdam, Danrem, dan unsur forkopimda lainnya serta masyarakat Sumsel, saya meminta maaf yang setulusnya,” ujar dia dalam jumpa pers kemarin, beberapa jam sebelum diperiksa tim Mabes Polri.
Semua, kata dia, berawal saat Kepala Dinkes Provinsi Lesty Nuraini menghubunginya. ’’Katanya ada sumbangan dari keluarga almarhum Akidi (Tio) yang disampaikan melalui Prof Hardi (Darmawan),” jelasnya.
Mengingat dia bertiga dengan Lesty dan Hardi terlibat dan dilibatkan dalam satgas Covid-19, sampailah informasi itu. ’’Saya tanyakan apa maksud dan tujuan. Disebutkan, bantuan ini untuk masyarakat Sumsel, untuk menangani Covid-19,” ujarnya.
Eko menegaskan, meski bantuan bersifat pribadi, amanah dari sumbangan itu harus disampaikan. Kapolda mengaku kenal dekat dengan Akidi (almarhum) dan anak pertamanya, Johan alias Ahok, ketika dirinya tugas di Langsa, Aceh Timur. ’’Kalau Ibu Heryanty saya tidak mengenal. Saya lebih dekat dengan orang tuanya,” jelasnya.
Heryanty adalah perwakilan keluarga Akidi yang hadir saat penyerahan simbolis sumbangan tersebut di Mapolda Sumsel Senin pekan lalu (26/7). Selama bertemu Kepala Dinkes Sumsel dan Hardi Darmawan di ruang kerjanya, Kapolda mengatakan tidak ada Heryanty saat itu. Adanya rencana bantuan Rp 2 triliun yang akan disalurkan lewat cek (bilyet giro) itu diungkap Hardi. Belakangan ternyata diketahui BG tersebut kosong.
’’Kata Prof Hardi, ini kepercayaan untuk Pak Eko. Tapi, karena ini untuk masyarakat, harus ditransparansikan, disampaikan kepada semua masyarakat yang membutuhkan,” bebernya.
Baca juga: Bilyet Giro Masih Kosong, Heryanty Batal Diperiksa karena Sakit
Karena itu, digelar acara penyerahan simbolis di Mapolda Sumsel. Terlepas dari ada tidaknya dana Rp 2 triliun itu, Kapolda menegaskan sudah memaafkan keluarga Akidi. Juga, semua orang yang menghujat dan yang berempati dalam masalah tersebut.
Eko berharap, semua pihak menyudahi kegaduhan yang timbul dari masalah bantuan Rp 2 triliun itu. ”Saatnya kita pilih jadi pejuang atau pecundang ketimbang habis energi untuk hal-hal yang tidak perlu,” imbuhnya.