JawaPos.com–Inflasi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menurun dibanding tahun sebelumnya. Pada Juli 2021, inflasi di Sumenep lebih rendah sebesar 0,42 persen dibandingkan pada 2020. Laju inflasi Sumenep di atas angka inflasi Jawa Timur dan nasional yang berada di angka 0,17 persen dan 0,08 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat kelompok pengeluaran yang memberi andil terhadap inflasi. yakni ada 7 kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan, kemudian 1 kelompok mengalami penurunan, dan 3 kelompok lainnya tetap.
Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,07 persen, kemudian kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,05 persen, kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya sebesar 0,40 persen.
”Angka inflasi Sumenep ini tertinggi dari 8 kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur. Terendah Jember dan Kediri. Dua kota ini justru mengalami deflasi,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep Syaiful Rahman melalui keterangan tertulisnya, Jumat (6/8).
Di sisi lain, kelompok pengeluaran dengan kenaikan harga adalah transportasi sebesar 0,11 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan di angka 0,03 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen.
Sedangkan komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Sumenep pada Juli 2021 yaitu tukang bukan mandor, cabai rawit, tomat, cumi-cumi, dan bawang merah. Kemudian yang menghambat inflasi adalah emas perhiasan, cabai merah, beras, telur, dan daging ayam broiler.
”Sementara untuk tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2021 sebesar 0,99 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2021 terhadap Juli 2020) sebesar 2,37 persen,” papar Syaiful.