JawaPos.com – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Sunanul Muhtadin di Desa Kertosono, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (6/8). Gus Jazil menyempatkan diri untuk bertemu dengan para santri baru.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan Gus Jazil yang juga sebagai Dewan Penasihat Ponpes Sunanul Muhtadin untuk memompa semangat sekaligus memberikan motivasi para santri baru untuk belajar, terutama memperdalam ilmu agama di pesantren.
”Kalian yang menjadi santri disini harus menjadi santri yang super. Santri memiliki wawasan luas, kemampuan agama, berbahasa asing baik Inggris maupun Arab dengan baik,” kata Gus Jazil.
Dikatakan Gus Jazil, selama di pesantren anak-anak harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Mereka boleh bermain sambil belajar, namun tetap terukur.
”Kalau bermain dengan teman-teman harus terukur. Jangan sampai berlebihan karena itu bisa membahayakan,” urainya.
Gus Jazil juga berpesan kepada para santri untuk selalu memohon doa kepada orangtua. ”Jangan lupa itu. Sebab kalau selalu dapat doa orang tua, meskipun belajar sedikit insyaallah berkah,” tuturnya.
Tokoh nasional yang juga berlatarbelakang santri ini berpesan agar para santri baru Ponpes Modern Sunanul Muhtadin bisa betah tinggal di pesantren untuk menyiapkan diri menjadi generasi muda yang unggul, baik di bidang agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Modern Sunanul Muhtadin KH Sunan Hamli mengajak para santri baru untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, bisa tetap melangsungkan proses belajar mengajar dit pesantren dengan baik.
Kiai Sunan mengingatkan bahwa masa muda harus benar-benar dimanfaatkan betul untuk menimba ilmu dan menempa diri sebaik mungkin sebagai persiapan hidup dimasa depan, terutama persiapan untuk hidup di hari akhir.
”Walaupun besok jadi Presiden, jadi menteri, dokter dan lain-lain, tapi ingat niatnya sekarang adalah mencari ridha Allah. Mencari ilmu tidak hanya untuk mencapai kebahagiaan di dunia, tapi juga di akhirat,” tuturnya.
Selain itu, niat dalam mencari ilmu adalah untuk menghilangkan kebodohan, baik kebodohan diri sendiri maupun orang lain. ”Karena tidak semua orang beruntung bisa mondok. Kalian yang beruntung nantinya harus ikut menghilangkan kebodohan di kampung-kampung kalian. Jadi bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,” kata Kiai Sunan.
Kiai Sunan juga berpesan agar para santri baru bisa betah tinggal di pesantren. ”Kalau misalnya sekarang belum kerasan, itu biasa. Terus belajar dengan riang gembira. Mudah-mudahan berhasil dan sukses,” tutup Kiai Sunan.