JawaPos.com – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tadi pagi dan harga sahamnya pun laris manis diburu investor dengan menguat sebesar 24,7 persen atau mentok di batas atas titik autorejection pada level Rp 1.060 per saham dari harga yang ditawarkan Rp 850 per lembar.
Bukalapak menawarkan saham kepada publik sebanyak 25.765.504.800 lembar bernilai nominal Rp 50 per saham atau setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dalam aksi korporasi ini, perusahaan e-commerce itu mampu meraup dana segar sebanyak Rp 21,9 triliun.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap perusahaan teknologi lainnya dapat mengikuti jejaknya untuk merealisasikan potensi ekonomi digital.
Menurutnya, penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham Bukalapak hari ini mampu memperluas dampak positif akan keberadaan inovasi dan teknologi bagi masyarakat Indonesia.
“Sehingga dapat mendorong dan mewujudkan potensi besar pasar ekonomi digital di Indonesia yang lebih maju dan bertumbuh kedepannya,” ujarnya dalam video yang ditayangkan Bukalapak, Jumat (6/8).
Luhut mengungkapkan, selama sebelas tahun di Indonesia, Bukalapak mampu menyediakan layanan bagi para mitra usaha khususnya UMKM dalam pengadaan produk dan mampu memberikan dampak kemudahan bagi masyarakat luas.
“Sudah lebih dari 13 juta UMKM yang bermitra dengan Bukalapak dan melakukan layanan online dan offline,” ucapnya.
Luhut berharap unicorn teknologi tersebut dapat terus membantu meningkatkan kualitas hidup UMKM dan masyarakat melalui proses akselerasi teknologi dan inklusi keuangan kepada para pelapak dan warung-warung yang jadi mitra mereka.
“Sehingga mereka mampu meningkatkan kapasitas usahanya dan bisa meningkatkan kualitas hidup mereka terutama di tengah-tengah suasana pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya.