JawaPos.com – Lalu Muhammad Zohri sudah menyelesaikan tugasnya di Olimpiade Tokyo 2020. Dia membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa tampil dalam event tersebut.
Sayang, persiapan Zohri kurang maksimal. Dia jarang mengikuti turnamen pemanasan karena pandemi.
Zohri gagal melangkah ke semifinal Olimpiade Tokyo 2020. Persaingannya berat. Pada laga penyisihan, dia satu heat dengan sprinter Afrika Selatan Gift Leotlela yang meraih waktu 10,04 detik.
Di bawahnya, ada bintang Tiongkok Su Bingtian dengan 10,04 detik dan Jason Rogers (Saint Kitts and Nevis) dalam waktu 10,21 detik. Pada akhirnya, nomor 100 meter itu dimenangkan kejutan dari Italia Lamont Marcell Jacobs dengan catatan waktu 9,80 detik.
Pada babak penyisihan, Zohri finis urutan kelima. Hanya tiga peringkat teratas tiap heat yang bisa lolos. Dia mencatat waktu 10,26 detik. Itu merupakan capaian terbaiknya musim ini. Namun, itu masih jauh dari rekor terbaiknya, yakni 10,03 detik.
Meski gagal, Zohri masih punya target. Dia tetap menyimpan ambisi untuk menjadi pelari Indonesia pertama yang bisa membukukan catatan waktu di bawah 10 detik pada nomor 100 meter.
Dia belum puas dengan capaiannya di Tokyo. ’’Penampilan di Olimpiade itu memberi saya banyak pelajaran. Bisa satu lintasan dengan pelari-pelari tercepat memotivasi saya untuk bisa melakukan hal yang sama suatu hari nanti,’’ ujarnya.
Sementara itu, Su Bingtian, yang pada babak penyisihan tepat di sebelah kiri Zohri, berhasil mencetak rekor Asia. Pada laga semifinal, sprinter Tiongkok itu mencetak waktu 9,83 detik.
’’Persiapan mental masih kurang. Starting block juga belum bagus. Soalnya, yang dipakai kemarin beda dengan yang ada di Jakarta. Selanjutnya, saya akan berusaha agar lolos kualifikasi ke Paris,’’ kata Zohri.