JawaPos.com – Renovasi Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran terus berlanjut. Namun, pengerjaan kali ini berhenti pada perbaikan stan pedagang dan kamar mandi saja. Keterbatasan anggaran membuat perombakan tempat wisata legendaris itu dilakukan secara bertahap.
Petugas Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya terlihat masih melanjutkan perbaikan di THP Kenjeran. Mulai stan pedagang, jalan paving, hingga pintu masuk gerbang loket. Perbaikan itu baru sebagian kecil dari rencana besar untuk mengubah wajah THP Kenjeran.
Rencananya, THP Kenjeran dirombak secara total. Penataan ulang dilakukan agar area hiburan bisa lebih luas. Fokusnya hiburan di pantai. Pandangan ke laut tidak lagi terhalang bangunan warung.
Kabid Bangunan Gedung DPRKP CKTR Surabaya Iman Krestian Maharhandono menyebut perbaikan itu meliputi area THP Kenjeran di sisi selatan saja. Sebelumnya, tempat tersebut semrawut. Area jualan tersebar di mana-mana sehingga terlihat kurang rapi. ’’Penataan kali ini dilakukan dengan memberikan area bebas yang lebih luas bagi pengunjung. Terutama sisi tengah dibuat lebih terbuka. Pedagang ditata lagi agar lebih rapi,” terangnya.
Iman mengatakan, lapak pedagang di sisi tengah juga sudah dibongkar. Bangunan untuk pedagang sudah disiapkan di sisi barat. Area pandang ke laut bisa lebih bebas karena tidak ada warung lagi yang menutupi. ’’Memang tujuannya pengunjung bisa melihat langsung ke Jembatan Suroboyo. Panggung yang semula ada di area laut pun dibongkar. Dermaga juga dibenahi nanti,” jelasnya.
Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, Iman menyebut desain pun sangat memperhatikan arus keluar masuk orang. Sirkulasi pengunjung diatur agar seminimal mungkin tidak ada yang berinteraksi. Ketersediaan sarana protokol kesehatan seperti wastafel disebar di berbagai titik.
Pasir putih akan ditambahkan di sana. Hal itu dilakukan untuk memberikan hiburan pantai yang unik. Pengunjung bisa bermain pasir dengan kualitas yang bagus. ’’Rencananya memang demikian. Namun, semua ini dilakukan bertahap ya. Termasuk menyediakan outdoor shower untuk pengunjung selepas bermain pasir dan air di laut,’’ katanya.
Saat ini, lanjut Iman, pengerjaan masih berfokus pada penataan pedagang dan sarana pendukung seperti kamar mandi. Perbaikan sarana lain dilakukan pada tahap berikutnya. ’’Karena masih masa pandemi dan pengalihan anggaran untuk Covid-19, pengerjaan dilakukan bertahap. Tidak ada target rampung kapan, tapi tetap kami kerjakan terus,” ujarnya.
Sementara itu, pedagang yang dulu berjualan di dalam kini terpaksa mencari alternatif pemasukan lain. Misalnya, yang dilakukan Murniwati. Dia memilih berjualan lontong kupang di tepi Pantai Watu-Watu. ’’Hampir 1,5 tahun ini tidak di sana karena ditutup,” ujarnya.
Dia berharap ada kelonggaran saat pandemi sudah mereda. Menurut dia, pedagang sudah rugi banyak karena tempat itu ditutup. ’’Kalau sudah mereda, ya dibuka lagi lah. Tempat-tempat wisata lain juga dibuka waktu kasus sedikit dulu,” katanya.