JawaPos.com – Bila berjalan mulus, Provinsi Kalimantan Utama bakal memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 9,000 Megawatt di Kabupaten Bulungan. Pembangkit berkekuatan 9.000 Megawatt ini akan memanfaatkan aliran Sungai Kayan diharapkan bisa beroperasi pada 2025.
PT Kayan Hydro Energy (KHE) merupakan inisiator untuk proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kalimantan Utara.
Direktur Operasional KHE Khaeroni mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai hal terkait elektrifikasi untuk kebutuhan industri maupun pelabuhan. “Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai. Dan, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet,” jelas Khaeroni dalam keterangannya, Rabu (5/8).
KHE telah melakukan pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA Kayan Cascade sepanjang 11,2 kilometer. KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek dan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan. Tahapan penyiapan infrastruktur penunjang kontruksi pembangunan PLTA rencananya akan dilakukan tahiun ini.
Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai USD 17,8 miliar. Pada 31 Oktober 2018, KHE juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, yang merupakan salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia. “Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai tahun 2024 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2025,” jelas Khaeroni.
Khaeroni berharap proyek pembangunan PLTA ini berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Kami sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri. Tahun ini kami melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektare dan akan dilanjutkan hingga mencapai 5.000 hektare,” jelas Khaeroni.