JawaPos.com–Dinas Sosial Kota Surabaya sedang melakukan pendataan identitas anak Surabaya yang menjadi yatim-piatu, yatim, atau piatu karena pandemi Covid-19.
Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial Dinsos Kota Surabaya Agus Rosid memperkirakan, terdapat 30 anak di Surabaya yang menjadi yatim piatu karena pandemi Covid-19. ”Mereka orang tuanya meninggal karena Covid-19. jumlahnya masih kami data. Tapi paling tidak ada 30 yang butuh pendampingan,” ujar Agus pada Kamis (5/8).
Pendataan itu ditarget selesai dalam waktu dekat. Setelah pendataan identitas selesai, Dinsos Kota Surabaya menyiapkan beberapa bantuan dan pendampingan.
”Kami beri permakanan tiap hari sampai usia 18 tahun. Kemudian beasiswa dari sekolah sampai perguruan tinggi negeri,” terang Agus.
Bantuan dan pendampingan tidak serta merta diberikan, namun disesuaikan dengan kebutuhan. ”Oleh karena itu, bukan hanya pendataan identitas, namun juga pemetaan,” tutur Agus.
Usai pemetaan dan mengetahui kebutuhan mereka, Dinsos Kota Surabaya akan melibatkan relawan sosial. ”Jadi langsung kami berikan pelayanan dukungan psikososial,” kata Agus.
Sebelumnya, berdasar prediksi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jatim, diperkirakan ada 5.082 anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19. ”Prediksi tersebut berdasar asumsi seperempat jumlah penduduk Jatim saat ini adalah anak berusia 0–18 tahun,” tutur Kepala DP3AK Jatim Andriyanto.
Atas kondisi itu, anak yang terdata sebagai yatim-piatu, yatim, atau piatu, mendapatkan pendampingan. ”Ada teman-teman psikolog untuk menghilangkan trauma yang dialami,” ucap Andriyanto.
Saat ini, Andriyanto memastikan, DP3AK berkoordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan pendataan anak yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu. ”Pendataan berdasar by name by address. Diharapkan bisa selesai pekan ini,” tutur Andriyanto.
Setelah didata, tim akan menganalisis kebutuhan anak. Yang mengalami traumatik bakal didampingi psikolog.
”Paling tidak setiap kabupaten/kota ada 4 psikolog yang siap memberikan pendampingan,” kata Andriyanto.