JawaPos.com–Duka mendalam menyelimuti dua bersaudara Lia Astuti Handayani, 28, dan M. Ramadhani, 17, warga RT 05 RW 05, Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara. Mereka harus kehilangan kedua orang tuanya secara beruntun.

Ayah mereka, Tata Suryadinata, 53, yang didiagnosis Positif Covid-19 hasil PCR di RSUD Sumedang meninggal dunia pada 27 Juli dan disusul ibunya, Yani Mulyani, 51, dua jam kemudian akibat penyakit yang sama.

Adik kakak tersebut ditemui Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir di kediamannya, pada Rabu (4/8), dengan didampingi Kepala Dinas Sosial P3A Agus Muslim, Kepala Dinas Pendidikan Agus Wahidin, dan unsur Forkofimcam Sumedang Utara. Pada hari yang sama, bupati juga menemui dua anak yatim piatu lain yang berturut-turut harus kehilangan ayah, ibu, dan kakeknya dalam waktu tiga hari.

Kedua anak tersebut bernama Vini Mayola, 19, dan Asya Qiana Kalika, 1,5, tahun yang kini tinggal bersama neneknya, Rusmi 55, di Dusun Cijolang RT 03 RW 03, Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan. Ayah dan kakek mereka, Roni, 43, dan Dudu, 65, didiagnosis penyakit TBC. Sedangkan ibunya, Imas Sumartini, 38, mengidap kista.

Seusai melayat dan memberikan bantuan, bupati mengatakan, pemerintah daerah sangat berempati atas musibah yang terjadi yang menimpa warganya.

”Yang di Talun orang tuanya meninggal dunia karena Covid-19 dan putranya pun menjalani isoman. Di Citengah pun sama ada anak 1,5 tahun dan satu lagi baru keluar SMA. Tapi orang tuanya meninggal bukan karena Covid-19. Ini semua menjadi perhatian kami selaku pemerintah,” ujar Dony Ahmad Munir.

Dia mengatakan, pihaknya berusaha membesarkan hati mereka dengan memberikan bantuan, baik untuk kehidupan sehari-harinya maupun jaminan pendidikan. ”Insya Allah untuk keseharian nanti lewat Dinsos kami akan terus memberikan bantuan sesuai dengan program yang ada. Sedangkan biaya pendidikan lewat Dinas Pendidikan,” ungkap Dony Ahmad Munir.

Dia menjelaskan, pemerintah hadir untuk melayani warga, termasuk anak-anak yatim piatu. ”Di sinilah pemerintah harus hadir memberikan empati, menyampaikan bantuan dan perhatian sehingga anak-anak tersebut bisa terus optimistis menatap kehidupannya,” ujar Dony Ahmad Munir.

Pemkab, lanjut dia, akan terus mendata anak-anak yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat Covid-19 untuk mendapatkan bantuan. ”Akan ada perlakuan khusus. Bisa dari sisi psikologisnya, dikuatkan semangat hidupnya, dari sisi ekonomi, dan sebagainya. Kami akan lakukan pendataan anak-anak yang ditinggal orang tuanya,” terang Dony Ahmad Munir.

Bupati juga meluruskan kabar yang beredar bahwa almarhumah Imas Sumartini sempat ditolak rumah sakit. ”Info yang saya dapatkan bahwa waktu itu lagi tinggi-tingginya kasus Covid-19. Rumah sakit penuh oleh pasien Covid-19. Ibu yang di sini penyakitnya bukan Covid-19. Jadi almarhumah dikhawatirkan tertular Covid-19 dan ditangani faskes lain,” ucap Dony Ahmad Munir.

Sementara itu, Kepala Desa Citengah Otong Sumarna menceritakan, almarhum Roni semasa hidupnya yang juga merupakan ketua RW di Dusun Cijolang. ”Pak Roni merupakan RW yang baik, tekun, jujur, dan tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja,” kenang Otong.

Dia menerangkan, Roni sebelumnya sudah memiliki penyakit dan sudah sering berobat. ”Jadi bukan Covid-19 dan istrinya mempunyai penyakit kista. Hari Rabu (14/7), Pak Roni meninggal. Kamis istrinya meninggal jam 5 sore. Jumat (16/7) subuh orang tuanya (Dudu) meninggal. Jadi 3 hari berturut-turut,” terang Otong.

Dia mengucapkan terima kasih atas kedatangan Bupati Sumedang beserta jajaran. ”Terima kasih Pak Bupati sudah melayat ke sini. Saya merasa terbantu. Mudah-mudahan bantuannya bermanfaat,” ucap Otong.

By admin