JawaPos.com – Gerbang SMP 17 Agustus 1945 kembali dibuka Rabu pagi (4/8). Di halaman depan sekolah, tampak sejumlah siswa. Mereka berdiri di depan lima kotak kosong. Setiap kardus itu ditempeli tulisan Gotong Royong Peduli Suroboyo.
Selang beberapa menit, satu per satu pelajar masuk ke sekolah. Mereka membawa beragam barang. Mulai beras, minyak goreng, mi instan, hingga uang tunai. Kemudian, bawaan tersebut dimasukkan ke kotak.
Ya, kemarin siswa SMP 17 Agustus 1945 menggelar gerakan pelajar mengumpulkan donasi. Sistemnya drive-thru. Sumbangan itu nanti diserahkan kepada pemkot untuk penanganan pandemi Covid-19.
Kepala SMP 17 Agustus 1945 Wiwik Wahyuningsih menjelaskan, ide donasi itu lahir dari kondisi saat ini. Tidak sedikit wali murid, siswa, serta guru yang terpapar Covid-19. ’’Kami mengajak anak-anak bersama membantu pemkot,’’ jelasnya.
Gagasan itu disampaikan ke OSIS. Siswa lantas merancang kegiatan. Mengumpulkan bantuan dari seluruh siswa SMP 17 Agustus 1945. Donasi yang dikumpulkan berupa sembako dan uang. ’’Setelah terkumpul, langsung kami salurkan ke pemkot,’’ paparnya.
Pemandangan serupa terlihat di SDN Kapasari V. Siswa mengumpulkan donasi. Kegiatan itu disambut antusias.
Kegiatan donasi tersebut merupakan bentuk pelaksanaan program jimpitan Siswa Peduli Suroboyo yang diusung Pemkot dan Dispendik Surabaya bagi siswa setingkat SD dan SMP. ’’Arahnya adalah membantu warga terdampak pandemi. Kebetulan, pengumpulan jimpitan di sekolah kami buat dengan cara drive-thru,’’ terang Kepala SDN Kapasari V Rini Winarsih.
Aksi sosial itu berjalan serempak. Mulai SD hingga SMP. Seluruh sekolah bahu-membahu. Membantu pemkot dalam melawan pandemi virus korona.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Supomo mengatakan bahwa ide bantuan itu bermula minggu lalu. Dia melihat persebaran Covid-19 belum juga mereda. Tidak sedikit warga yang terdampak. ’’Ekonomi warga tidak berjalan,’’ jelasnya.
Dispendik tidak ingin hanya berpangku tangan. Supomo ingin membuktikan, tenaga pendidik serta siswa bisa berperan lebih. Ikut berpartisipasi membendung persebaran virus korona.
Gerak cepat dilakukan. Dispendik bergegas menggelar pertemuan virtual. Seluruh sekolah diundang. Dalam rapat daring tersebut, dispendik menyampaikan bahwa pandemi bisa berakhir cepat dengan gotong royong.
Program donasi pun dirancang. Namanya jimpitan. Supomo menjelaskan, jimpitan merupakan tradisi Surabaya. ’’Warga patungan sukarela membantu warga yang terlilit kesulitan,’’ paparnya.
Minggu lalu, jimpitan berjalan. Diawali dari SMPN 1 Surabaya. Siswa dan guru menyumbang bantuan. Program berjalan lancar.
Program jimpitan terus berlangsung. Kegiatan itu dilakukan seluruh sekolah. Mulai SD hingga SMP. Baik negeri maupun swasta. Dana yang terkumpul diberikan kepada pemkot.
Baca Juga: Survei BPS Jatim: 19 Persen Warga Enggan Divaksinasi Covid-19
Mantan kepala dinas sosial itu menambahkan, dalam program jimpitan tidak ada paksaan. Warga yang memiliki kelebihan rezeki bisa menyumbang. ’’Apa pun itu, sumbangan pasti sangat berarti bagi warga yang membutuhkan,’’ terangnya.
JIMPITAN UNTUK TANGANI PANDEMI
– Dispendik ikut membantu pemkot dalam penanganan Covid-19.
– Program jimpitan dirancang.
– Jimpitan artinya sumbangan sukarela.
– Setiap sekolah diimbau menghimpun donasi.
– Bentuknya beragam, mulai sembako hingga uang.
– Bantuan itu disalurkan pada program Surabaya peduli.