JawaPos.com – Olimpiade Tokyo 2020 sudah berlangsung sejak 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang. Kontingen Indonesia pun berhasil meraih 5 medali dari gelaran olahraga prestisius tersebut.
Untuk diketahui, meskipun belum berakhir, saat ini Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dalam Olimpiade Tokyo 2020. Sekarang, Indonesia berada di peringkat 43, masih diatas Portugal dan Belgium.
Apakah raihan tersebut bisa dinilai telah mencapai target?
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali pun menyampaikan, jika berbicara raihan medali, tentunya ini sudah melewati target. Sebab, di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu, Indonesia mencatatkan 3 raihan medali, yakni 1 emas dan 2 perak.
“Kalau target secara perolehan, apa yang dihasilkan sudah mencapai target, dulu 1 emas dan 2 perak, Sekarang kita ada 5, 1 emas, 1 perak dan 3 perunggu. Kalau menggunakan target itu maka kita sudah,” ungkap dia dalam telekonferensi pers, Kamis (5/8).
Akan tetapi, terlepas dari capaian itu, pihaknya sebenarnya sudah mempersiapkan target yang lebih besar dengan grand design nasional. Hal yang hendak dirubah adalah pola pikir yang memandang bahwa medali merupakan tolak ukur utama.
Dalam grand design ini, yang akan menjadi fokus utama adalah pemerataan penguatan cabang olahraga yang potensial. Di mana terdapat 14 cabor yang dinilai memiliki potensi yang besar untuk meraih prestasi, seperti angkat besi, panahan dan menembak.
“Kita ingin memperluas basis cabor yang menyumbangkan prestasi, kalau mengandalkan ukuran capaian medali saja, bisa jadi dari olimpiade ke olimpiade kita berkutat pada 1-2 cabor yang konsisten, tapi ini perlu kita rubah pola pikirnya,” imbuhnya.
“Kita harus konsisten (pembinaan) menetapkan target itu, artinya kita tidak boleh bertumpu pada 1-2 cabang, seperti sekarang. Saat ini prestasi kita tidak dihasilkan hanya dari jahit-jahit (pelatihan) dan kita kirim (lomba),” tandasnya.