JawaPos.com – Pemberdayaan produk lokal terus menjadi perhatian pemerintah dan stakeholder. Mereka ingin membangkitkan produsen domestik, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) menjadi salah satu cara.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung negara. Sebab, bisnis menengah ke bawah itu menyerap 99 persen dari total populasi pengusaha di Indonesia. Secara nilai, 60 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia datang dari kategori tersebut.
“Hal itu juga tecermin di profil kredit kami. Kami sudah menyalurkan Rp 750 triliun atau sekitar 80 persen dari total kredit perseroan,” ungkapnya dalam konferensi pers Gernas BBI yang bertema Lokal Jatim Keren Rabu (4/8).
Dia menyebutkan bahwa BRI sudah punya program pemberdayaan seperti BRILIANPRENEUR. Kegiatan yang sudah memasuki tahun ketiga tersebut berhasil mengurasi 6 ribu UMKM.
Karena itu, pihaknya menyambut baik tugas pemerintah untuk mengadakan rangkaian Gernas BBI Jatim mulai 8 Agustus nanti. Dia mengatakan, rangkaian program yang bakal diisi dengan business matching, pameran, dan podcast virtual itu diharapkan bisa menjadi wadah bagi UMKM memperluas jaringan dan pasar.
Acara tersebut diikuti 251 UMKM yang datang dari berbagai bidang. Mulai fesyen, makanan dan minuman (mamin), kerajinan, hingga kecantikan.
“Ini adalah saat yang tepat mengingat banyak UMKM yang terpuruk saat pandemi. Kami ingin menyelamatkan, membina, lalu menjembatani mereka agar bisa mencapai tingkat berikutnya,” ujarnya.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting menyambut baik pergelaran Gernas BBI bertema Lokal Jatim Keren. Dia mengatakan, program yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2020 itu merupakan upaya untuk mengembangkan ekonomi Indonesia melalui UMKM.
“Banyak potensi yang bisa digali dari kategori tersebut sehingga mereka bisa naik kelas,” ujarnya.
Dia menyebutkan, sekitar 90 persen dari populasi UMKM masih didominasi usaha mikro. Namun, kontribusinya secara nilai cukup besar, yakni 34 persen. Loto Srinaita menambahkan, kunci lain untuk menaikkan kelas UMKM adalah mengubah cara pikir konsumen Indonesia.
Masyarakat harus sadar bahwa produk lokal punya kualitas yang sama dengan barang asing. “Sehingga ekonomi lokal benar-benar bisa terangkat,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak mengatakan, pebisnis menengah ke bawah harus bisa membuktikan bahwa produknya tidak kalah dengan impor. Dia berharap rangkaian Gernas BBI nanti ikut mendongkrak belanja konsumen di Jatim.
Dengan begitu, ekonomi bisa kembali pulih. Menurut dia, 60 persen PDRB Jatim datang dari konsumsi. Sisanya baru dari anggaran pemerintah.
“Sehingga, saat masyarakat mulai ragu belanja, ekonomi pun bakal melambat,”tuturnya.