JawaPos.com – Karena dropping vaksin dari pusat tersendat, ribuan warga Sidoarjo belum mendapatkan vaksinasi dosis kedua. Rabu (4/8), pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo menerima kiriman vaksin. Tapi, jumlahnya masih jauh dari kebutuhan.

Total vaksin yang sudah berada di ruang penyimpanan vaksin sebanyak 3.522 vial. Terdiri atas vaksin jenis Sinovac sebanyak 480 vial. Vaksin AstraZeneca 1.405 vial dan vaksin Moderna 1.170 vial. Tersedia juga vaksin CoronaVac (Verro Cell) sebanyak 467 vial. Satu vial vaksin berisi sepuluh dosis untuk penyuntikan 10 orang. Itu berarti jumlah total vaksin yang tersedia saat ini sebanyak 35.220 dosis.

Jumlah tersebut dibagi untuk ribuan warga dan tenaga kesehatan (nakes) serta orang dengan gangguan jiwa (ODGD). ”Vaksin Moderna digunakan untuk penyuntikan para nakes. Sebagai booster vaksinasi sebelumnya,” kata Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarman SpPros. Penyuntikan rencananya dimulai Jumat (6/8). Sebab, hari ini (5/8) vaksin baru mulai didistribusikan ke fasilitas kesehatan (faskes).

Salah satu faskes yang mendapat jatah vaksin Moderna adalah puskesmas. Namun, jumlahnya terbatas. Tidak semua nakes dapat penyuntikan vaksin di masing-masing puskesmas. Mereka yang belum bisa memperoleh vaksinasi penguat di puskesmas dapat melakukan di GOR Delta. ”Akan ada vaksinasi massal untuk para nakes sebanyak tiga ribu orang. Rencananya dilaksanakan Senin (9/8),” lanjut Syaf.

Selain untuk para nakes, vaksin yang datang kali ini diperuntukkan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Termasuk penyuntikan vaksinasi dosis kedua. Hanya saja, vaksin yang tersedia untuk warga yang seharusnya mendapat suntikan kali kedua tidak seimbang. Jumlah sasaran lebih banyak daripada vaksin yang datang. Padahal, sudah banyak warga yang menanti penyuntikan dosis kedua tersebut. Terutama mereka yang seharusnya sudah mendapat dosis kedua, tapi sampai sekarang belum disuntik.

Sebagian besar masyarakat langsung bertanya pada faskes yang melakukan penyuntikan. Salah satunya adalah Puskesmas Buduran. Mereka pun tidak bisa memastikan. Sebab, stok vaksin kala itu belum ada. ”Warga sering bertanya sampai kami bingung menjelaskan. Karena kami memang belum mendapat vaksin,” kata Kepala Puskesmas Sidoarjo dr Yoppy Agung P.

Hal serupa terjadi di RSUD Sidoarjo. Rumah sakit pemerintah yang juga melayani vaksinasi bagi warga itu pun tak luput mendapat pertanyaan pelaksanaan vaksinasi dosis kedua. Sampai-sampai pihak RSUD harus membuat pengumuman untuk warga bahwa vaksinasi terlaksana jika sudah mendapat vaksin.

”Warga yang belum mendapat penyuntikan dosis kedua masih sering bertanya. Di RSUD saja ada sekitar 2.700 orang yang belum mendapat penyuntikan,” ujar Ketua Tim Vaksinasi Covid-19 RSUD Sidoarjo dr Prima Dessy Kusuma R.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sidoarjo dr M. Atho’illah menyatakan, tidak masalah jika jadwal vaksinasi dosis kedua mundur dari jadwal yang ditentukan. Tidak akan menimbulkan efek serius. Sinovac, misalnya. Jarak antara dosis pertama dan kedua biasanya 28 hari. Namun, bisa diperpanjang lagi. Maksimal durasi tambahannya dua pekan atau 14 hari.

 

By admin