JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II berhasil naik 7,07 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020. Hal tersebut menandakan bahwa ekonomi nasional mulai berangsur-angsur membaik.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi merespon, berbagai indikator pendukung mencapai angka yang menggembirakan hingga berhasil membawa ekonomi Indonesia keluar dari jurang resesi.
“Pengumuman BPS tadi mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 mencatatkan positif 7,07 persen secara tahunan (year on year/YoY). Dengan begitu, Indonesia berhasil keluar dari resesi setelah kuartal sebelumnya masih kontraksi -0,74 persen,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/8).
Lutfi memaparkan, salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi adalah tren pemulihan ekonomi global di beberapa negara yang jadi mitra dagang Indonesia pada kuartal II-2021 yang menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi RI juga dipengaruhi oleh pertumbuhan triwulan II 2021 beberapa minta dagang Indonesia seperti Tiongkok tumbuh 7,9 persen, Amerika Serikat (AS) naik 12,2 persen, Singapura Naik 14,3 persen, Korea Selatan naik 5,9 persen, dan beberapa mitra dagang lainnya.
“Ada beberapa faktor pendukung dari pertumbuhan ekonomi ini, yakni kinerja ekspor tumbuh 31,78 persen dan impor tumbuh 57,80 persen lalu konsumsi rumah tangga, tulang punggung perekonomian Indonesia juga tumbuh 5,93 persen YoY,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan bahwa pandemi bukan hanya menimbulkan krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi. Namun, hal ini justru dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha beradaptasi dan lebih inovatif untuk bagaimana bisa tetap bangkit dalam situasi pandemi.
“Ini jadi norma baru yang harus kita terima dan jalani. Saya mendengar paparan dari Mendag sangat senang kuartal kedua ini berjalan dengan baik. Jadi, target kita sama, tetap mengedepankan kesehatan masyarakat, tapi perekonomian berjalan dengan baik,” tuturnya.
Terkait dengan meningkatnya ekspor dan konsumsi rumah tangga, Arsjad berharap sektor manufaktur dan ritel dibuka seratus persen. Karena kedua sektor ini sangat berpengaruh dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan punya efek domino yang sangat luas karena menghidupkan sektor-sektor penunjang lainnya.
“Pertumbuhan konsumsi sudah berada di level 5,93 persen, bahkan lebih baik dibanding sebelum masa pandemi. Namun syaratnya 1, semua pekerja di manufaktur dan yang mau masuk ke ritel harus sudah divaksin,” pungkasnya.