Mengevakuasi pasien Covid-19 ke rumah sehat tidaklah mudah. Dibutuhkan perjuangan. Petugas harus pandai merayu. Bahkan, mereka harus dijemput mobil dinas camat ketika kendaraan operasional sedang tidak ada di tempat.
WAHYU ZANUAR BUSTOMI, SURABAYA
MENGENAKAN alat pelindung diri (APD) lengkap, sopir petugas kecamatan keluar dari kendaraan. Bukan mobil ambulans. Melainkan mobil multipurpose vehicle (MPV) pelat merah. Kedatangannya disambut petugas yang berjaga di SDN Margorejo I.
Pintu kanan belakang dibuka. Seorang perempuan keluar. Dokter dari puskesmas mulai menghampiri pasien tersebut. Pemeriksaan langsung dilakukan. Terutama melihat saturasi oksigen. Alhamdulillah. Semuanya baik.
Tindakan menyesuaikan standard operating procedure (SOP). Begitu pula para petugas lainnya. Dengan APD lengkap, mereka mengeluarkan satu per satu barang dari mobil. Sebagian besar adalah kebutuhan pribadi pasien Covid-19 yang nanti tidur berhari-hari di rumah sehat. Jika sehat dan negatif, mereka baru boleh pulang.
Setelah pemeriksaan selesai, petugas membawa pasien ke lantai 2. Tepatnya di ruang isolasi yang dilengkapi berbagai fasilitas. Sementara itu, Camat Wonocolo Denny Christupel Tupamahu, Kapolsek Wonocolo Kompol Masdawati Saragih, Danramil Wonocolo Mayor Inf Asamadi, dan Lurah Sidosermo Teti Nursaadah melihat dari kejauhan.
Lambaian tangan pun dilakukan untuk memberikan semangat kepada pasien. ”Semangat ya, Bu. Pasti sembuh,’’ kata Denny.
Upaya membawa pasien Covid-19 ke rumah sehat tidak seperti membalikkan telapak tangan. Penuh perjuangan. Berbagai cara pun dilakukan. Mulai merayu hingga berdebat. Pendekatan humanis menjadi kunci. Terutama pada pasien tidak bergejala. Mereka beranggapan kondisinya baik-baik saja.
Apalagi jika pasien sudah berumur. Membujuknya lebih susah. Sebab, keluarganya tidak rela. Alasannya, perawatan jauh lebih baik jika dilakukan oleh keluarga. Terlebih pasien harus menginap di rumah sehat.
Karena itu, petugas harus pintar merayu. Harus bisa meyakinkan pasien. Teti mengatakan, membujuk pasien tidaklah mudah. Harus sabar. ’’Saya pun harus berkali-kali menghubungi keluarganya. Agar mau dibawa ke rumah sehat,’’ katanya.
Menurut Teti, cara apa pun akan ditempuh. Hal itu sesuai arahan camat Wonocolo. Sebab, pasien yang isoman di rumah sehat tidak hanya terjamin makanannya, tapi juga rutin dipantau langsung oleh dokter puskesmas. Bila terjadi sesuatu, tindakan cepat bisa dilakukan.
Bahkan, untuk memuluskan rayuan agar mau dibawa ke rumah sehat, Denny merelakan mobil dinasnya digunakan untuk menjemput pasien. Selain supaya pasien nyaman, hal tersebut dilakukan karena kendaraan operasional di kecamatan terbatas.
Denny menuturkan, ada tiga kendaraan operasional di kecamatan. Dua mobil patroli dan satu lagi mobil dinas miliknya. Nah, mobil patroli itu sangat sibuk. Selain untuk pengawasan keamanan dengan polsek, kendaraan tersebut juga digunakan untuk mengantar pasien Covid-19 ke Hotel Asrama Haji. ”Jadi, solusinya pakai mobil dinas saya,’’ katanya kemarin siang (2/8).
Cara itu juga merupakan pencegahan untuk memutus rantai persebaran Covid-19. Sebab, pasien dikhawatirkan datang sendiri dengan naik becak atau taksi online. Nah, jika itu terjadi, malah tambah bahaya. Apalagi pasien tersebut tanpa gejala dan kondisinya sehat. Orang lain pun tidak akan curiga.
Meski penjemputan dengan mobil dinas camat, ada SOP ketat yang tetap dilakukan. Setelah proses penjemputan, semua kaca dan pintu mobil dibuka. Kemudian, mobil disemprot disinfektan dan dijemur. Selain itu, saat perjalanan, AC mobil dimatikan. Sirkulasi udara hanya dari jendela yang dibuka.
Baca Juga: Polisi Usut Calo Donor Plasma Konvalesen di Surabaya
Kecamatan Wonocolo memiliki empat rumah sehat. Yakni, di SDN Margorejo 1, SDN Margorejo 3, SMPN 13, dan SDN Siwalankerto 2. Saat ini yang sudah terisi hanya di SDN Margorejo 1. Hingga kemarin siang, ada tiga orang yang menjalani isolasi mandiri di sana.
Berbagai kegiatan di rumah sehat pun sudah dirancang. Kata Denny, mulai bangun sampai tidur lagi sudah ada jadwalnya. Misalnya, senam pagi dan berjemur. Semua kegiatan diharapkan bisa menaikkan imunitas pasien. ’’Kita di sini kolaborasi dengan semua elemen,’’ terangnya.