JawaPos.com – Pendekatan terus-menerus kepada warga untuk pendirian rumah sehat membuahkan hasil. Warga semakin mendukung rumah sehat yang jadi tempat isolasi pasien Covid-19 berbasis lingkungan. Hingga Selasa (3/8) sudah berdiri 154 rumah sehat di berbagai kelurahan di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, rumah sehat tidak sekadar menampung warga yang terpapar Covid-19 tanpa gejala. Di tempat itu, kondisi penghuninya juga terus diperhatikan. Dengan cara tersebut, pemkot berupaya mempercepat kesembuhan pasien.
Terbaru, rumah sehat berdiri di Barata Jaya. Semula warga sempat tidak sepakat dengan pendirian rumah sehat lantaran khawatir akan dampak keberadaan tempat tersebut. Namun, pemkot tidak patah arang. Pendekatan terus dilakukan. ’’Akhirnya, warga menerima. Malah kerja bakti menyiapkan tempat,’’ jelas Eri kemarin.
Ada satu wilayah yang belum berdiri rumah sehat. Yaitu, di Lakarsantri. Eri menuturkan, dialog terus dilakukan. Dia optimistis warga membuka pintu bagi rumah sehat.
Jumlah pasien yang menjalani perawatan di rumah sehat beragam. Di satu ruangan ada yang diisi hingga 10 warga. Namun, ada yang hanya lima atau tiga pasien. Setiap hari RT/RW serta kelurahan turun ke permukiman untuk melakukan sosialisasi kepada warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah agar pindah ke rumah sehat. ’’Alhamdulillah, warga mulai mendukung keberadaan rumah sehat,’’ ucapnya.
Pasien yang hendak masuk ke rumah sehat terlebih dahulu menjalani pemeriksaan oleh petugas kecamatan. Tujuannya satu, memastikan kondisi warga tersebut. Sebab, rumah sehat hanya diperuntukkan bagi yang OTG.
Bagi warga yang terpapar Covid-19 tetapi sudah menunjukkan gejala, pasien tersebut segera diantar menuju ke Hotel Asrama Haji (HAH). Ketika gejala semakin berat, pasien dirujuk ke rumah sakit darurat. ”Nek wes rodok pilek, di HAH. Tambah nemen, kami rawat di Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) serta RS GOR Indoor GBT,’’ terangnya.
Meski fungsinya hanya tempat pemulihan pasien OTG, suami Rini Indriyani itu memastikan kondisi warga terus dipantau. Setiap hari akan ada dokter yang berkunjung untuk memeriksa kesehatan pasien.
Nah, warga yang kondisinya stabil terus menjalani perawatan di tempat itu. Vitamin, obat-obatan, serta makanan terus diberikan agar kesehatan warga tersebut secepatnya pulih.
Lain halnya pasien yang kondisinya memburuk. Pemkot langsung bergerak cepat. Warga dipindahkan ke RSLT serta RS GOR Indoor GBT. ”Karena tugas utama pemkot memastikan kesehatan warga,’’ tegasnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan, isolasi terpusat merupakan langkah pemkot mempercepat penanganan Covid-19. Dengan rumah sehat, virus korona bisa ditekan. Tidak lagi mengamuk.
Irvan menuturkan, pemkot memiliki sejumlah tempat isolasi terpusat. Di antaranya RSLT, RS GOR Indoor GBT, HAH, serta dua hotel yang bekerja sama dengan pemkot. Selain itu, rumah sehat berada di seluruh kelurahan. Mantan Kasatpol PP itu menambahkan, ada banyak kelebihan isolasi terpusat. Pertama, kesehatan pasien terpantau. Di tempat isolasi terpusat, pemkot menyiapkan peralatan medis. ’’Ketika pasien membutuhkan penanganan cepat, bisa digunakan,’’ paparnya.
Selanjutnya, pasien bisa mengikuti uji usap secara rutin. Dengan demikian, kesehatan warga dimonitor secara berkala. Warga juga diberi makanan siap santap tiga kali sehari. ’’Yang paling penting, membendung klaster keluarga,’’ jelasnya.