JawaPos.com–Tingkat keterisian tempat tidur pasien (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit di wilayah Provinsi Jawa Barat menurun menjadi 50,35 persen. Hal itu terjadi setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 dan 4. BOR rumah sakit di Jabar pada 20 Juli, masih 77,04 persen menurun menjadi 50,35 persen pada 3 Agustus.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang dilanjutkan dengan PPKM level 4 di wilayahnya bisa dikatakan berhasil secara epidemiologi.
”Ada kenaikan risiko level tiga. Ada 15 kota/kabupaten yang zona oranye kemudian 12 zona merah, kalau beberapa minggu yang lampau semuanya merah. Pas puncak varian delta hanya Kabupaten Sukabumi yang oranye. Itu salah satu kesimpulan PPKM darurat lanjut level 4 bisa dikatakan berhasil secara epidemiologi,” kata Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara di Bandung, Rabu (4/8).
Menurut dia, adanya penambahan daerah yang masuk zona oranye dapat diartikan penerapan aturan PPKM level 4 di Jabar berjalan maksimal. Secara umum untuk hari ini (4/8), lanjut dia, kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat sudah menurun walaupun selalu ada penambahan kasus tapi jumlah yang sembuhnya sangat banyak.
”Yang sembuh 5.000 orang, biasanya itu berarti melebihi kasus yang terkonfirmasi 4.000-an. Berita baiknya, BOR rumah sakit terus turun. Hari ini (4/8) di angka 50,3 persen. Mudah-mudahan makin ke sini bisa kembali seperti sebelum Idul Fitri, mudah-mudahan di bawah 30 persen,” tutur Ridwan Kamil.
Gubernur juga menegaskan, tingkat kematian di Jawa Barat lebih rendah dari rata-rata nasional. Yakni saat ini hanya 1,59, sementara nasional angkanya mencapai 2,6 persen. ”Untuk tingkat kematian di Jabar termasuk yang paling kecil di Jawa-Bali kalau berbicara persentase. Kemudian total yang meninggal secara angka absolut, kematian kita 1,59, hanya memang kalau diperbandingkan secara harian sehingga meninggal hari kemarin, diperbandingkan dengan hari ini memang fluktuatif,” terang Ridwan Kamil.
Menurut dia, jumlah yang meninggal di Jabar di bawah 9.800 ribu, sedangkan di DKI Jakarta mencapai 12.000, lalu Provinsi Jawa Tengah 20.000 lebih, dan Provinsi Jawa Timur 21.000 ribu lebih.
”Saya kira itu posisi persentase dan tingkat kematian di Jabar. Saya juga memastikan sudah meminta aparat di daerah untuk mengawasi pasien isoman secara intensif. Jika pasien mengalami gejala yang memburuk diminta langsung dirujuk,” ucap Ridwan Kamil.