JawaPos.com–Satgas Penanganan Covid-19 Jogjakarta kini fokus pada upaya menurunkan mobilitas warga di pemukiman. Itu dilakukan karena dinilai belum turun secara optimal selama PPKM dan diduga menjadi salah satu penyebab masih munculnya kasus penularan Covid-19 di Jogjakarta.
”Penurunan mobilitas di pemukiman baru mencapai 19 persen. Artinya angka mobilitas warga masih cukup signifikan, sehingga potensi penularan juga masih tinggi,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jogjakarta Heroe Poerwadi seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta.
Padahal, lanjut Heroe, potensi penularan Covid-19 saat ini lebih banyak terjadi di lingkungan keluarga dan perkantoran. Sehingga, langkah utama yang harus dilakukan adalah menurunkan mobilitas warga di pemukiman.
Dia menjelaskan, upaya untuk menurunkan mobilitas warga di pemukiman dilakukan dengan meminta satgas di tingkat kelurahan atau posko setempat melakukan penyekatan jalan atau gang di kampung. Khususnya untuk wilayah yang masuk zona oranye dan merah atau wilayah yang mengalami pertumbuhan kasus Covid-19.
Berdasar data, lanjut Heroe, saat ini terdapat 235 RT di Kota Jogjakarta yang sudah melakukan penyekatan akses jalan keluar masuk. Dengan melakukan penyekatan mobilitas sejak dari pemukiman atau perkampungan, diharapkan potensi munculnya kasus baru dapat ditekan lebih cepat.
”Perubahan strategi pengendalian kasus sejak dari hulu ini diharapkan dapat memberikan dampak pada berkurangnya beban fasilitas pelayanan kesehatan atau selter isolasi di sektor hilir. Tidak lagi kewalahan menangani pasien,” terang Heroe.
Selain dilakukan penyekatan akses masuk dan keluar, Heroe menambahkan, juga dilakukan pemantauan terhadap pasien yang menjalani isolasi mandiri agar bisa melakukan isolasi dengan disiplin. Pemantauan dilakukan petugas dari puskesmas melalui WhatsApp dibantu gerakan Sapa Aruh dari tim PKK di wilayah setempat.
”Jika ada keluhan kesehatan dari warga yang isoman bisa segera ditangani,” tutur Heroe.
Untuk penyekatan di sejumlah ruas jalan pada perpanjangan PPKM level 4 di Jogjakarta, tetap akan dilakukan untuk menurunkan tingkat mobilitas warga di tempat umum. Sejak diberlakukan PPKM pada awal Juli hingga saat ini, tingkat mobilitas warga di jalan raya atau tempat umum berkurang hingga 50–60 persen.
”Untuk akses masuk kawasan Malioboro juga tetap dilakukan pembatasan akses. Penutupan dilakukan dari sore hingga pagi hari,” ucap Heroe.