JawaPos.com – Pejabat tinggi Komite Olimpiade Australia mengatakan tingkah laku atlet Australia yang mabuk, muntah, dan mengganggu penumpang dalam penerbangan pulang dari Tokyo telah mempermalukan seluruh tim.
Saat para atlet Selandia Baru menghadapi tuduhan perilaku kasar yang sama dalam penerbangan mereka kembali ke negaranya, chef de mission Australia menyebut perilaku anggota timnya sama sekali tidak dapat diterima, dikutip dari Antara.
“Saya sangat kecewa tentang ini karena beberapa orang merusak reputasi tim yang sangat kuat, tim yang mewakili kami di sini dengan sangat bangga,” kata Ian Chesterman, dikutip dari AFP, Rabu (4/8).
Chesterman membenarkan bahwa Japan Airlines menulis surat kepada Komite Olimpiade Australia yang mengeluhkan perilaku para atlet dalam penerbangan yang tiba di Sydney, Jumat pekan lalu.
“JAL mengatakan bahwa anggota tim mabuk berlebihan, tidak menanggapi permintaan awak kabin dan mengganggu penumpang lain,” kata Chesterman.
“Perilaku ini jelas tidak dapat diterima dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan tim ini.”
Chesterman mengatakan setidaknya satu atlet muntah di toilet, membuat toilet tersebut tidak dapat digunakan selama 10 jam penerbangan. Namun, dia tidak dapat mengonfirmasi laporan yang menyebutkan bahwa salah atlet Olimpiade membuka paksa lemari alkohol pesawat setelah permintaannya untuk minum ditolak awak kabin.
Chesterman mengatakan ada 49 atlet dari sembilan cabang olahraga dalam penerbangan itu, tetapi para pembuat onar semuanya berasal dari tim rugbi dan sepak bola putra.
Chesterman mengatakan badan pengatur olahraga (rugbi dan sepak bola) akan menentukan hukuman apa yang dijatuhkan.
“Mereka menganggapnya sangat serius, dan ini penting bagi kami,” kata Chesterman.
Dia menambahkan bahwa para atlet menghadapi “ketegangan dan stres yang tidak perlu dipertanyakan lagi” dengan pembatasan ketat virus Korona selama Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet Olimpiade Selandia Baru juga telah dituduh berperilaku nakal dalam penerbangan dari Tokyo ke Christchurch, termasuk mabuk dan melanggar protokol Covid-19 dengan melemparkan masker bekas ke awak kabin.
Situs berita stuff.co.nz melaporkan para atlet menjadi sangat gaduh sehingga salah seorang pilot keluar dari kokpit dan menyuruh mereka untuk duduk.
Komite Olimpiade Selandia Baru membela para atletnya.
“Kami dapat memahami bahwa setelah bertahun-tahun pelatihan, dan Olimpiade ditunda, beberapa atlet ingin merayakan dengan rekan satu tim mereka sebelum memasuki masa dua pekan MIQ (karantina),” kata juru bicara Komite Olimpiade Selandia Baru, Ashley Abbott.
“Kami belum menerima keluhan dari maskapai.”