JawaPos.com – Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan pidato di acara Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan KTT Partai Politik Dunia. Dia menyatakan bahwa PKT bersedia untuk terus bekerja dengan partai dan organisasi politik dari semua negara. Namun, pesan Xi juga mendorong Tiongkok membangun blok politik yang ditujukan untuk melawan Amerika Serikat dan negara demokrasi liberal lainnya.
PKT menggunakan KTT ini sebagai kesempatan untuk mempromosikan tujuan kebijakan luar negerinya, termasuk menciptakan tatanan dunia demokratis yang kurang liberal. KTT Partai Politik Dunia dan PKT menargetkan partai politik asing, baik yang berkuasa maupun tidak.
KTT tahunan dengan perwakilan dari lebih dari 600 partai politik dan organisasi di seluruh dunia memberikan PKT tempat dimana dapat mengontrol agenda, mencegah kritik asing terhadap partai, dan membangun serta memperdalam hubungan dengan partai politik internasional dengan caranya sendiri. Partisipasi Xi dan kelembagaan KTT menunjukkan pentingnya PKT dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Takut dengan Aturan Xi Jinping, 613 Ribu Warga Tiongkok Eksodus
Xi menjadi lebih tegas dalam pidato utamanya di PKT dan KTT Partai Politik Dunia sejak pertemuan puncak pertama pada 2017. Tidak seperti pidatonya yang terbaru, pidato pertama Xi berfokus pada kontribusi yang direncanakan PKT untuk politik global sambil menekankan bahwa PKT tidak mencoba untuk mengekspor model politik Tiongkok.
Pidato tersebut juga berisi banyak kiasan yang biasa digunakan oleh pejabat Tiongkok untuk mengkritik Amerika Serikat dan sekutunya. Misalnya, Xi merujuk tindakan AS terhadap perusahaan teknologi Tiongkok, bersikeras negara-negara harus bersama-sama menentang siapa pun yang terlibat dalam blokade teknologi, perpecahan teknologi, dan pemisahan pembangunan.
Xi menyerukan untuk bersama-sama menentang hegemonisme dan politik kekuasaan, dan tidak mencari hegemoni dunia melalui politik kelompok kecil. Xi menyerukan negara-negara untuk menolak cita-cita pemerintahan yang dipromosikan oleh Amerika Serikat dan negara-negara demokrasi lainnya.
Inisiatif bersama yang dihasilkan pada pertemuan puncak itu menyerukan untuk mempromosikan multilateralisme, yang dipandang PKT sebagai mekanisme kunci untuk mengurangi pengaruh AS. Pertemuan puncak juga merupakan kesempatan untuk mencegah kritik asing terhadap urusan dalam negeri Tiongkok.
Banyak partai politik yang hadir adalah partai penguasa negara-negara otoriter yang menjadi mitra strategis pemerintah Tiongkok seperti Rusia, Pakistan, Vietnam, Angola, dan Kamboja. Beberapa peserta lainnya secara ideologis selaras dengan sosialisme atau komunisme, seperti Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel.