JawaPos.com – India pernah mengalami tsunami Covid-19 akibat merebaknya varian Delta pada Mei lalu. Namun, kini India justru dipuji karena berhasil menekan jumlah kasus secara signifikan dalam sebulan. Jika dalam sehari India pernah mencatat 400 ribu kasus infeksi dan 5 ribu kematian, kini jumlahnya turun sepuluh kali lipat.
Ahli Spesialis Penyakit Dalam yang juga Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan alasan India berhasil menekan angka kasus Covid-19. Menurutnya apa yang dilakukan India tak jauh beda dengan Indonesia.
“Angka kematian di India dalam satu hari bisa lebih dari 5 ribu pada Mei dan bisa turun sekarang,” kata Prof Zubairi kepada JawaPos.com baru-baru ini.
Padahal, menurut Prof Zubairi, mengutip beberapa data, India baru memvaksinasi 6,4 persen penduduknya. Atau baru sekitar 87,6 juta orang di India yang divaksinasi 2 kali.
“India baru vaksinasi segitu dengan total penduduk 1,3 miliar. Jadi kalau India saja yang vaksinasinya jauh lebih rendah dari kita dan India bisa mengatasi angka kematian yang 5 ribu lalu sekarang turun jadi 500 orang per hari yang meninggal, maka saya yakin kita (Indonesia) juga bisa,” ungkapnya.
Mengapa kasus di India tinggi? Prof Zubairi menjelaskan ada 4 penyebabnya. Sama seperti di Indonesia, pertama, India diobrak-abrik oleh varian Delta. Kedua, India melakukan upacara religi di sungai Gangga yang memicu kerumunan.
“Ya kalau di kita upacra pemakaman, tahlilan, atau juga ada acara di gereja dalam satu ruangan,” katanya.
Alasan ketiga, penduduk India begitu padat. Dam keempat, India banyak rumah dengan ventilasi yang buruk.
“Di Indonesia juga banyak rumah dengan ventilasi kurang baik. Makanya agar pasien Covid-19 jangan melakukan isoman jika rumah mereka kecil dan tak berventilasi baik. Di Jatim isoman dilakukan di gedung oleh fasilitas yang disediakan pemerintah Di jakarta juga sudah ada fasilitas isoman baru di rusun dan di GOR. Dengan begitu kita juga bisa menekan kasus seperti India,” katanya.