JawaPos.com – Target vaksinasi di Kota Pahlawan tidak pernah berubah. Sebelum tutup tahun, seluruh warga Surabaya harus mendapatkan vaksinasi. Lewat imunisasi, pemkot berharap herd immunity tercapai. Persebaran virus korona pun segera melandai.

Wali Kota Eri Cahyadi menuturkan, sejak vaksinasi dimulai, pemkot telah memiliki patokan. September tahun ini, mayoritas warga Surabaya sudah mengikuti dua kali suntik vaksin. Harapannya, kekebalan komunal tercapai.

Problem terjadi di tengah jalan. Masih banyak warga yang menantikan vaksinasi dosis kedua karena stok vaksin kosong. Rencana vaksinasi massal di Gelora 10 November mulai hari ini (3/8) hingga 8 Agustus pun ditunda. Itu rencananya vaksinasi dosis kedua Sinovac.

”Stok Sinovac masih kosong,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya Febria Rachmanita kemarin.

Kekosongan stok vaksin kini menjadi persoalan. Saat ini sedikitnya 1,4 juta orang menunggu vaksinasi kedua. Mayoritas vaksin Sinovac. Sebab pada penyuntikan dosis pertama, mereka menggunakan vaksin produksi Tiongkok itu.

Ahli vaksin RSUD dr Soetomo Dr dr Gatot Soegiarto SpPD-KAI mengakui, pada imunisasi kedua saat ini banyak yang molor. Ada kendala distribusi dan penyediaan vaksin yang terbatas. Bukan hanya di Surabaya, melainkan di semua daerah di Jatim. Sebab, jumlah vaksin yang dikirim Kementerian Kesehatan ke daerah berkurang. Tidak sebanding dengan jumlah warga yang akan divaksin.

Nah, kekosongan stok vaksin itu membuat program vaksinasi molor. Banyak warga yang sudah menanti selama dua minggu atau 14 hari. Itu adalah interval waktu dari penyuntikkan vaksin dosis pertama ke dosis kedua. ’’Tidak perlu cemas dan galau walaupun jadwalnya agak molor,’’ imbuh dr Gatot.

Menurut dia, tidak ada dampak yang merugikan apabila jadwal vaksinasi dosis kedua melebihi 14 hari.

Saat ini, jelas dia, BPOM justru mengubah anjuran interval vaksinasi pertama dan kedua menjadi longgar. Yaitu, dengan interval 14 hari sampai 28 hari. ’’Ada kemungkinan justru lebih menguntungkan (dengan interval waktu yang lebih lama, Red),’’ paparnya.

Sesuai kajian, vaksin Sinovac yang ditujukan untuk kelompok usia di atas 60 tahun ternyata menghasilkan titer yang lebih baik ketika diberikan dengan interval 28 hari jika dibandingkan dengan interval yang semula dianjurkan 14 hari. ”Vaksin AstraZeneca juga demikian,’’ lanjutnya.

Dalam uji klinis, interval antara suntikan pertama dan kedua adalah 28 hari. Namun pada pelaksanaannya, titer antibodi pasien justru lebih tinggi jika digunakan interval antara 10–12 minggu. Itu berarti 70–84 hari.

Apa pun kondisinya, imbuh dia, masyarakat sebaiknya tetap mengikuti suntik vaksin dengan lengkap sampai dua kali. Juga harus menggunakan jenis vaksin yang sama antara dosis pertama dan kedua. ’’Karena suntikan kedua akan bertindak sebagai booster,’’ tegas dr Gatot.

Dari data pemkot, persentase vaksinasi di Surabaya mencapai 63 persen. Artinya, untuk mencapai herd immunity, seharusnya tinggal 7 persen lagi. Pemkot berupaya melakukan percepatan.

Beragam langkah dilakukan. Salah satunya meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan (nakes) dalam vaksinasi. Dalam 20 hari, pemkot menargetkan 30 ribu hingga 40 ribu warga mendapatkan vaksin.

Upaya lain ialah mengajak seluruh stakeholder menghelat vaksinasi. TNI, Polri, serta swasta diminta membantu pemkot. Salah satu wujud sinergisitas itu terlihat minggu lalu. Koarmada II bersama pemkot menggelar vaksinasi massal di Lapangan THOR. ’’Total sebanyak 25 ribu warga mendapatkan vaksin,’’ paparnya.

Kecepatan vaksinasi juga bergantung pada pengiriman vaksin. Dari data yang dihimpun, jumlah vaksin yang dimiliki pemkot menipis. Pemkot membutuhkan tambahan vaksin.

Kepala Bagian Humas Febriadhitya Prajatara mengatakan, beberapa hari terakhir pemkot mendapatkan tambahan vaksin. Namun, jumlahnya terbatas. Sebanyak 900 dosis didapatkan dari pemerintah.

Baca Juga: Polisi Usut Calo Donor Plasma Konvalesen di Surabaya

Selain itu, pemkot masih memiliki cadangan vaksin. Jenisnya AstraZeneca. Febri, sapaan akrab Febriadhitya Prajatara, menyatakan bahwa sisa vaksin tersebut berasal dari program suntik vaksin kedua AstraZeneca di Lapangan THOR. ’’Dialihkan untuk percepatan vaksinasi,’’ paparnya.

TUNGGU VAKSIN COVID-19 DENGAN JENIS SAMA

– Sedikitnya 1,4 juta orang menunggu vaksinasi dosis kedua. Stok vaksin dosis kedua Sinovac masih kosong.

– Ahli vaksin meminta masyarakat tidak cemas walaupun jadwal vaksinasi agak molor.

– BPOM mengubah anjuran interval vaksinasi menjadi lebih longgar, yakni 14–28 hari. Bahkan bisa lebih lama.

– Uji klinis AstraZeneca menyebutkan titer antibodi lebih tinggi jika digunakan dengan interval 10–12 minggu.

– Masyarakat tetap harus mendapatkan suntikan vaksin pertama dan kedua dengan jenis vaksin yang sama.

– Suntikan kedua adalah booster yang mampu menciptakan antibodi lebih tinggi.

By admin