JawaPos.com–Sejak Senin (2/8), warga Surabaya dihebohkan dengan beredarnya video sejumlah warga yang mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya. Dalam video tersebut, sejumlah warga mengamuk dan melontarkan kata-kata ancaman.
”Hei saya bakar rumah sakit ya. Saya masuk penjara, saya bertanggung jawab. Kita ini berduka, kurang ajar,” tutur seorang pria yang mengambil video tersebut.
Dalam video berdurasi 2 menit 41 detik itu memperlihatkan beberapa orang masuk ke rumah sakit. ”Kalian kurang ajar. Kalian ni bisnis, saya bakar rumah sakit ini ya. Kurang ajar kalian,” tambah pria itu.
”Bisnis. Saya bakar rumah sakit ini. Kurang ajar kalian. Telepon media-media. Kurang ajar. Tarik kamu! Rumah Sakit ini iblis. Bangsat semua biar saya bakar ini rumah sakitnya!” ujar pria dalam video itu.
Dalam video tersebut, pengunggah juga menulis beberapa kalimat. Di antaranya adalah Rata-rata Rumah Sakit begini semua kelakuannya. Seenaknya orang meninggal divonis Covid-19. Padahal penyakit bawaan dari dulu. Kemudian juga tulisan apakah kurang gaji kalian sehingga orang meninggal pun kalian bisniskan. Ingat kalian itu bukan binatang kalian punya otak.
Setelah itu, mereka tampak masuk ke sebuah ruangan dan mengintimidasi salah seorang tenaga kesehatan (nakes), dengan menggoyang-goyangkan sebuah komputer di depannya.
Ketika dikonfirmasi, Kanit Samapta Polsek Benowo Ipda Joko Priyono menjelaskan, saat itu, pihak keluarga tidak menerima fakta bahwa keluarganya, Titik Agustin, 54, meninggal akibat Covid-19. Kemudian pihak keluarga besar dari Maluku ingin melihat jenazah.
”Kejadiannya sudah agak lama. Pada 26 Juli. Saat itu pasien datang pada pukul 17.00 dengan kondisi sesak napas. Kemudian tenaga medis langsung menangani. Pada pukul 20.00, pasien meninggal dunia dengan hasil positif Covid-19,” papar Joko.
Kemudian, dokter jaga menyampaikan kepada keluarga. Perwakilan keluarga mengaku ingin bertemu dengan almarhum. Namun karena sudah dinyatakan positif Covid-19, pihak keluarga tidak bisa bertemu. ”Saat itu pihak keluarga sempat cekcok,” jelas Joko.
Negosiasi dan penjelasan pun dilakukan dokter jaga di RS BDH didampingi Pawas Benowo 1A Kanit Samapta Joko Priyono dan semua piket fungsi Poksek Pakal dan Raimas Polrestabes Surabaya. ”Setelah melihat dan memahami akhirnya dari pihak korban menyerahkan proses pemulasaraan dan pemakaman sesuai dengan Prokes Covid-19 di Babat Jerawat Surabaya keesokan harinya pada pukul 08.00 pagi,” terang Joko.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya Febria Rachmanita membenarkan kejadian tersebut. ”Iya, ini sudah diproses di polsek. Karena melakukan kekerasan kepada SDM RSUD BDH,” tegas Febria Rachmanita.