JawaPos.com – Terhitung sudah sepekan PPKM level 4 di Kota Pahlawan berjalan. Senin (2/8) merupakan batas akhir penerapan kebijakan tersebut. Namun, pemerintah memutuskan untuk kembali memperpanjang PPKM. Diharapkan, persebaran Covid-19 semakin melandai.
Perpanjangan PPKM level 4 itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Presiden Jokowi, penerapan kebijakan tersebut telah membawa perbaikan di skala nasional. Tren perbaikan itu terlihat dari konfirmasi kasus harian, tingkat kasus aktif, tingkat kesembuhan, dan persentase bed occupancy rate (BOR). Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah mengambil langkah. PPKM kembali dilanjutkan. Mulai 3 Agustus hingga 9 Agustus.
Penerapan PPKM level 4 di Surabaya menunjukkan efektivitas penurunan kasus yang baik. Kebijakan pembatasan itu mampu menekan laju persebaran virus korona.
Bukti tersebut terlihat pada data di laman lawancovid-19.surabaya.go.id. Contohnya, jumlah pasien dalam perawatan. Pada awal penerapan PPKM level 4, sebanyak 10.550 warga menjalani perawatan. Saat ini jumlahnya jauh berkurang. Total, ada 7.908 pasien yang dirawat.
Data lain adalah bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Rumah sakit tidak lagi penuh. Persentasenya semakin berkurang dari 100 persen menjadi 83 persen.
Catatan penting, positivity rate masih tinggi. Persentasenya sekitar 27 persen. Namun, pertambahan itu berbanding lurus dengan jumlah testing yang digeber pemkot. Total, lebih dari 1 juta warga sudah menjalani uji usap.
Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan, testing merupakan bagian penting dalam penanganan persebaran korona. ”Data dibutuhkan agar penanganan berjalan cepat,” ujarnya.
Pemkot juga menyediakan rumah sakit darurat. Dua gedung disulap menjadi tempat perawatan. Pertama, lapangan tembak di Kedung Cowek dijadikan rumah sakit. Kapasitasnya mencapai 500 pasien. Rumah sakit darurat kedua adalah GOR Indoor GBT. Daya tampung mencapai 200 pasien. Keduanya telah beroperasi. ”Ada juga tempat perawatan di Hotel Asrama Haji (HAH) dan isolasi di hotel lain,” terangnya.
Selain itu, pemkot telah merancang isolasi terpusat dengan mendirikan rumah sehat. Total, 138 rumah sehat telah berdiri.
Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto menjelaskan, rumah sehat itu berada di seluruh kelurahan. Aset pemkot dan bangunan sekolah diubah menjadi rumah sehat.
Baca Juga: Polisi Usut Calo Donor Plasma Konvalesen di Surabaya
Menurut Irvan, rumah sehat itu mempercepat penanganan Covid-19. Pasien yang menjalani perawatan mendapatkan penanganan cepat. Uji usap bisa dilakukan setiap hari. ”Yang tidak kalah penting, mencegah tumbuhnya klaster keluarga,” tegasnya.
Klaster keluarga memang menjadi pekerjaan rumah pemkot. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Febria Rachmanita mengungkapkan bahwa klaster keluarga terus bermunculan. ”Sekitar 80 persen pasien Covid-19 berasal dari klaster keluarga,” paparnya.