SETELAH satu tahun lebih kita menangis sedih akibat pandemi Covid-19, kini kita menangis bahagia. Kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu membahagiakan semua rakyat Indonesia. Ini kemenangan buat kita semua.

Ibaratnya, dengan suasana negara yang seperti ini, olahraga bisa mempersatukan kita semua. Entah dari agama, suku, golongan, dan berbagai perbedaan apa pun itu. Semua bahagia melihat perjuangan Greys/Apri yang membuahkan emas Olimpiade Tokyo 2020.

Greys sejak kecil masuk PB Jaya Raya. Bakatnya sudah terlihat. Dia memang memiliki karakter untuk double player. Dia istimewa sejak kecil.

Apri bergabung dengan PB Jaya Raya setelah kami rekrut dari PB Pelita Bakrie binaan Icuk Sugiarto, bersamaan dengan Jauza Fadhila Sugiarto.

Sejak masuk pelatnas dan ditangani Eng Hian, Apri mulai berproses lebih baik.

Selama ini kita juga tahu Apri selalu mencium tangan Greys. Itu sebagai rasa terima kasihnya. Greys yang membimbing Apri.

Memang ketika mendapat senior yang baik, atlet junior bisa ikut terkatrol. Meski memang tidak semua senior punya sikap seperti itu. Tapi, Greys adalah partner yang sangat pas untuk Apri.

Sejak melihat mereka berlaga di Tokyo, saya yakin mereka bisa memberikan yang terbaik. Greys/Apri bermain sangat stabil. Dari babak penyisihan sampai final, gestur tubuh, pola, dan semangat mereka tidak berubah.

Kadang kita melihat ada yang kecapekan atau sebagainya. Tapi, itu tidak terjadi pada mereka. Ini membuktikan bahwa mereka memiliki endurance yang bagus.

Terutama Apri. Berkali-kali melakukan smes, dia sama sekali tidak kelihatan capek. Yang paling penting mereka tidak gampang mati sendiri. Ini kemajuan yang cukup signifikan dari mereka berdua.

Penampilan mereka bahkan lebih baik daripada pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan yang secara ranking dan rekor pertemuan lebih baik. Nyatanya, dalam pertandingan final Greys/Apri susah dimatikan.

Ini bukan kebetulan. Mungkin ada yang menganggap, oh Greys/Apri hanya hoki karena Tiongkok main jelek. Tidak. Tapi, karena Greys/Apri bermain lebih baik daripada pasangan Tiongkok itu.

Baca juga: Greysia/Apriyani Pertahankan Tradisi di Olimpiade

Kini sudah empat emas Olimpiade yang diraih pemain dari PB Jaya Raya. Dari Susy Susanti (Olimpiade Barcelona 1992), Tony Gunawan/Candra Wijaya (Olimpiade Sydney 2000), Hendra Setiawan/Markis Kido (Olimpiade Beijing 2008), hingga Greys/Apri (Olimpiade Tokyo 2020). Ini bukan hanya kebanggaan bagi kami.

Dalam Olimpiade, mereka bukan hanya tentang klub atau dari mana mereka berasal. Mereka adalah Indonesia.


*) IMELDA WIGUNA, Ketua harian PB Jaya Raya, anggota tim juara Piala Uber 1975, juara ganda putri Asian Games 1978, juara dunia 1980

**) Seperti disampaikan kepada wartawan Jawa Pos Ragil Putri Irmalia

By admin