JawaPos.com – Untuk beberapa detik, kegembiraan Greysia Polii/Apriyani Rahayu tertahan. Meski mereka sudah sempat berselebrasi. Jia Yi Fan mengangkat tangan, meminta challenge atas lambungan shuttlecock-nya yang dinyatakan keluar.
Begitu official review memastikan bahwa bola memang keluar, pecahlah tangis Greysia dan Apriyani. Mereka berpelukan bersama pelatih Eng Hian. Ganda putri terbaik Indonesia itu menutup perjuangan di Olimpiade Tokyo 2020 dengan sempurna: medali emas.
Hasil tersebut menjaga tradisi emas bulu tangkis di multievent olahraga empat tahunan itu. Sejak emas pertama di Barcelona 1992, hanya sekali Indonesia gagal membawa pulang emas, yakni di London 2012.
Bukan hanya itu, raihan Greysia/Apriyani kemarin (2/8) tersebut melengkapi raihan emas-emas Indonesia sebelumnya. Ya, itulah emas pertama dari sektor ganda putri. Tujuh emas di edisi Olimpiade terdahulu berasal dari nomor lain, yakni tunggal putri (1), tunggal putra (2), ganda putra (3), dan ganda campuran (1).
Musashino Forest Plaza, Tokyo, kemarin menjadi saksi akhir manis perjuangan Greysia/Apriyani. Dalam laga berdurasi 57 menit, mereka tampil percaya diri menghadapi Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Unggulan kedua asal Tiongkok itu dipaksa menyerah straight game 21-19, 21-15.
Greysia mengaku tidak menyangka bisa tampil menjadi juara Olimpiade. Apalagi, bersama Apriyani, mereka berstatus pasangan non unggulan. Saat challenge diajukan Chen/Jia pada poin penentuan game kedua, Greysia sempat nervous. ”Saya tidak percaya ketika shuttlecock out dan menjadi poin bagi kami di akhir game kedua. Sejujurnya saya masih tak menyangka menjadi juara Olimpiade,” ungkapnya.
”Kami memang ingin membuat sejarah bagi bulu tangkis, sejarah untuk Indonesia. Ini untuk kalian semua (masyarakat Indonesia, Red),” imbuh atlet yang akan genap berusia 34 tahun pada 11 Agustus mendatang itu.
Greysia menambahkan, menjuarai Olimpiade rasanya bercampur aduk. ”Mungkin orang tak percaya kami, tapi kami percaya kami. Tuhan percaya kami. Korea dan Tiongkok lawan yang kuat. Kami hanya mau memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” ucapnya.
”Medali emas ini bukan hanya impian Kak Greysia, tetapi juga saya. Medali emas ini untuk almarhum orang tua saya dan kakakku,” timpal Apriyani.
Emas Olimpiade yang diraih kemarin membuktikan bahwa Greysia Polii belum habis. Greysia dipasangkan dengan Apriyani sejak 2017. Tepatnya setelah Nitya Krishinda Maheswari (partner Greysia sebelumnya) cedera. Kala itu Greysia bahkan sudah berniat menggantung raket.
Namun, rencana tersebut ditunda karena pelatih Eng Hian memintanya mendampingi junior. Kebetulan saat itu Apriyani termasuk pendatang baru di pelatnas PBSI. Kebetulan juga, Greysia dan Apriyani sama-sama atlet binaan klub Jaya Raya.
Dipasangkan dengan pemain yang sepuluh tahun lebih tua membuat Apriyani harus lebih memompa diri. ”Saya belajar untuk mendewasakan diri. Hari ini (kemarin, Red) kami mendapatkan semua, berkat dari Allah dan doa keluarga serta masyarakat Indonesia. Kami sangat senang dan bahagia,” ungkap Apriyani.
Dan kebahagiaan itu bukan hanya milik Greysia/Apriyani. Seluruh masyarakat Indonesia merasakannya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan memberikan ucapan secara langsung melalui sambungan video call. ”Saya mewakili seluruh rakyat Indonesia mengucapkan selamat atas keberhasilan emasnya,” kata presiden.
Jokowi dengan semringah mengucapkan selamat. Greysia dan Apriyani pun tak henti-hentinya menunjukkan medali di lehernya. ”Jujur, saya sangat bangga saat (lagu kebangsaan) Indonesia Raya berkumandang,” ungkapnya.
Baca juga: Jangan Terlalu Bebani Diri Sendiri
Para legenda yang sudah merasakan gelar juara Olimpiade seperti Susy Susanti tidak ketinggalan mengapresiasi prestasi Greysia/Apriyani. ”Selamat untuk Greysia/Apri yang sudah mempersembahkan emas pertama untuk Indonesia (dari ganda putri, Red). Perjuangan, semangat, kerja keras, dan kegigihan yang luar biasa sudah mereka tunjukkan di final. Salut dan bangga buat mereka yang sudah meneruskan tradisi emas buat bulu tangkis Indonesia,” ungkap peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 itu kepada Jawa Pos.
Secara keseluruhan, dari Olimpiade kali ini bulu tangkis menyumbang dua medali. Selain emas dari Greysia/Apriyani, satu medali lain diraih tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting. Dalam perebutan medali perunggu tadi malam, Ginting menang atas Kevin Cordon (Guatemala) 21-11, 21-13.