JawaPos.com–Pemerintah Kota Surabaya memfasilitasi warga difabel yang ingin mendapatkan dan memasang alat bantuan. Salah satu warga yang sudah mendapatkan kaki palsu adalah Mahrus, warga Karang Tembok Surabaya pada Senin (2/8).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyerahkan bantuan secara langsung pada Mahrus. Pemasangan kaki palsu warga Kelurahan Pegirian itu disaksikan Eri Cahyadi.
”Ucapkan terima kasih pada Yang Maha Kuasa, karena kami di sini hanya membantu sedikit. Semua bisa terlaksana dan terbantu juga karena Gusti Allah,” aku Eri.
Selain Mahrus, Abdul Mannan, warga yang tinggal di jalan Wonokusumo Jaya V juga mendapatkan kaki palsu.
Eri mengatakan, bantuan itu menjadi wujud peran serta pemerintah. Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu berharap pemerintah mampu memberikan pelayanan atas apa yang dibutuhkan masyarakat.
”Saya selalu sampaikan pada pejabat harus tahu apa yang dibutuhkan masyarakat. Kalau hal tersebut sudah dilakukan, Insya Allah kalau sudah terpenuhi saya harapkan punya kepercayaan pada pemerintah,” kata Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, warga difabel bisa mengajukan alat bantuan kepada Pemkot Surabaya. ”Bisa langsung bersurat ke Pemkot Surabaya. Kemudian akan kami pantau kondisinya,” terang Febria Rachmanita.
Alat bantuan itu tidak asal dikirim. Sebab, kondisi pemohon akan ditinjau pra, saat, dan pasca pemasangan. ”Kondisi Mahrus dan Abdul Manan akan kami tinjau sebulan sekali. Kemudian tiga bulan sekali. Nanti juga dikontrol dokter spesialis ortopedi,” papar Febria Rachmanita.
Dia mengatakan, sebelum pemberian kaki palsu, pihaknya sudah melakukan beberapa proses pemeriksaan dokter dan pengukuran kaki yang berlangsung selama dua bulan. Ketika mencoba beberapa waktu lalu, mereka mengaku kurang nyaman. Lalu Mahrus dan Abdul Manan datang ke puskesmas untuk melakukan pengukuran ulang.
”Kalau yang ini sudah bisa dipakai. Kan memang semuanya perlu penyesuaian dan pelan-pelan,” ucap Febria Rachmanita.
Selama 2021, baru ada 2 warga yang mengajukan. ”Ya dua ini. Yang dipasang juga baru mereka,” tambah Febria Rachmanita.