JawaPos.com – Singapura menghadapi kekhawatiran atas lonjakan kasus baru. Penyebaran Covid-19 varian Delta ternyata bisa membuat Singapura tak lepas dari ancaman lonjakan kasus.
“Ini jadi alasan mendasar untuk kembali ke langkah-langkah Covid-19 yang lebih ketat,” kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung baru-baru ini.
Berbicara pada upacara penghargaan virtual untuk beasiswa perawatan kesehatan, Ong menjelaskan secara lebih rinci bagaimana peningkatan kasus Covid-19 dapat membanjiri kapasitas rumah sakit Singapura. Dia menyebut klaster Pelabuhan Perikanan Jurong adalah klaster yang harus ditutup.
Baca juga: Masalah Baru di Singapura, Kasus Covid-19 Menyebar di 4 Gereja
“Ada risiko penularannya jauh dan luas di komunitas kami, terutama pada manula yang sering ke pasar,” kata Ong.
“Seperempat dari mereka juga tidak divaksinasi dan mereka berisiko jatuh sakit parah jika terinfeksi Covid-19,” tambahnya. “Terhadap risiko ini, kami melihat kapasitas rumah sakit kami untuk pasien Covid-19,” katanya.
Sebanyak 21 pasien di Singapura dalam kondisi berat. Mereka memiliki riwayat penyakit serius yang membutuhkan oksigen dan dua dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif.
Lebih dari 540 pasien berada dalam kondisi stabil di rumah sakit, sementara 1.234 lainnya berada di fasilitas perawatan masyarakat. Singapura menyiapkan 1.000 tempat tidur ICU untuk pasien Covid-19 yang sakit kritis jika diperlukan.
“Kini hanya segelintir kecil tempat tidur ICU sekarang ditempati oleh pasien Covid-19, namun kami membuka hampir 70 tempat tidur, yang dua kali lipat jumlahnya dari dua minggu lalu,” katanya.
“Kami sedang mempersiapkan untuk membuka lebih banyak tempat tidur ICU beberapa minggu ini,” katanya.
Singapura juga meningkatkan jumlah tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 di rumah sakit menjadi 1.000. Sekitar 80 persen dari tempat tidur ini saat ini ditempati, beberapa di antaranya diduga kasus Covid-19.
Jika jumlah rawat inap Covid-19 meningkat lebih jauh, lebih banyak pasien harus dipulangkan ke fasilitas perawatan masyarakat, lebih banyak tempat tidur harus digunakan kembali untuk Covid-19. Dan rumah sakit mungkin harus menunda perawatan dan mengurangi tempat tidur untuk pasien tanpa Covid-19.
“Kemungkinan lonjakan besar dalam kasus akan terjadi. Jumlah kasus infeksi akan berlipat ganda setiap 7 hingga 10 hari, yang berarti tempat tidur rumah sakit bisa terisi dalam seminggu. Di luar itu, kami bisa kewalahan,” kata Ong.
Lonjakan kasus juga terjadi di banyak negara karena varian Delta. Ong juga mengatakan bahwa ini adalah waktu yang sulit bagi semua petugas kesehatan.
“Rumah sakit tidak bisa menerima pasien lagi. Orang yang sangat sakit harus ditolak, atau berbaring di sepanjang koridor. Rumah sakit kehabisan oksigen. Dokter harus memilih siapa yang hidup, siapa yang mati,” tegasnya.