JawaPos.com – Lebih dari 1.500 jiwa meninggal dunia karena Covid-19. Setidaknya jumlah itu tercatat sejak usai libur Lebaran dan meningkatnya kasus akibat varian Delta. Angka kematian ini menjadi tanda bahwa kasus di lapangan masih banyak, belum terlacak oleh testing, dan juga kapasitas rumah sakit masih penuh.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara 2018-2020 dan pernah berkantor di New Delhi, India, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tingginya angka kematian amat memprihatinkan karena jumlah yang meninggal bukan hanya sebatas angka saja. Keluarga dan kerabat kita yang sudah meninggal tidak akan mungkin kembali lagi.
Upaya maksimal harus dilakukan untuk menganalisa dan menekan serta menurunkan jumlah warga kita yang wafat karena Covid-19. Ia mendesak agar penyebabnya segera diaudit.
“Lalukanlah analisa tentang ribuan warga kita yang wafat setiap hari ini, berapa yang wafat di rumah sakit, berapa yang meninggal di rumah, berapa yang sudah dibawah ke rumah sakit dan tidak dapat tempat dan lainnya bagaimana pola umurnya, mana jenis komorbid paling banyak,” katanya kepada wartawan baru-baru ini.
Baca Juga: Tes Anjlok, Kematian Covid-19 Masih Tinggi, Jateng Terbanyak
Ia mendesak agar kasus kematian segera diaudit, suatu prosedur yang sudah rutin dilakukan di berbagai rumah sakit. Kalau hasil audit kematian ini dikumpulkan dan dikompilasi maka akan didapat pola nasional tentang apa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya angka kematian.
“Sudah jelas tingginya angka kematian berhubungan dengan besarnya jumlah kasus yang ada. Kalau angka penularan di masyarakat masih amat tinggi maka kasus akan terus bertambah, dan secara proporsional kasus yang berat dan meninggal juga akan terus bertambah pula,” paparnya.
Penularan di masyarakat ditandai dengan angka kepositifan (positivity rate). Di Indonesia angka totalnya adalah sekitar 25 persen. Sementara berdasar tes PCR saja angkanya bahkan lebih dari 40 persen.
“Angka ini harus ditekan dengan pembatasan sosial yang ketat, mulai dari pelaksaan 3M, 5M, sampai ke berbagai jenis PPKM,” ujarnya.
Ia mendorong pemerintah melakukan peningkatkan tes dan telusur juga merupakan upaya yang amat penting. Menurutnya hanya dengan tes dan telusur yang massif maka kita dapat menemukan kasus di masyarakat, segera memberi penanganan kepada mereka sebelum terlambat dan mengisolasi mereka yang positif sehingga rantai penularan dapat dihentikan.
“Apalagi varian Delta makin jadi ancaman. Untuk ini maka jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) di negara kita harus ditingkatkan agar kita tahu persis varian-varian apa saja yang ada dan di antisipasi penanganannya dengan lebih baik,” katanya.
Vaksinasi juga harus terus ditingkatkan. Target yang 1 atau 2 juta perhari harus dapat terlaksana secara konsisten.
“Juga cakupan vaksinasi pada lansia yang masih belum optimal harus dimaksimalkan,” tegasnya.