JawaPos.com – Mayat dukun pijet ditemukan membusuk Minggu (31/7) pukul 08.00 di rumah RT 6/RW 1, Kelurahan Panjunan, Kota. Diketahui mayat itu Sutopo, 73.
Penemuan mayat itu bermula dari kecurigaan warga sekitar lokasi yang mencium bau tidak sedap. Saat ditemukan tubuh Sutopo berwarna kecokelatan. Kondisi lidah menjulur dan telanjang. Posisi manyat di depan pintu bagian dalam rumahnya.
Salah satu saksi Toha Irfan Wahyudi, 33, kepada koran ini mengaku keluar ke teras rumahnya.
Dia membau tidak sedap dari rumah Sutopo dan mencoba memanggil-manggil dari luar rumah sang dukun. Karena tidak ada respons meski beberapa kali menyebut nama dan menggedor pintu Sutopo.
”Saya kemudian mengintip lewat lubang pintu,” ujarnya.
Kaget, dari lubang itu dia melihat mayat Sutopo tergeletak. Ternyata bau busuk itu dari mayat Sutopo. ”Melihat mayat Sutopo tergeletak, saya kemudian memanggil warga lainnya. Juga lapor ke RT,” tandasnya.
Irfan mengaku, sudah dua hari ini Sutopo tidak keluar rumah. Tapi dia tidak curiga kalau Sutopo meninggal.
”Dua hari ini dia (Sutopo, Red) tidak keluar rumah. Biasanya tetangganya memberi makan ditaruh di depan rumah. Atau digantungkan di dinding rumahnya. Jumat (30/7) dikasih makan, tetapi sampai hari ini (Sabtu(31/7)) tidak diambil,” jelasnya.
Ketika wartawan koran ini sampai tempat kejadian, personel polisi sudah mengangkat tubuh korban. Saksi Irfan tidak membuka pintu. Pintu dibuka tim kepolisian.
Kapolsek Kota AKP Moch Khoirul Naim setelah mendapatkan laporan penemuan manyat itu, pihaknya segera menindaklanjuti.
Dia kemudian menerjunkan personel polisi bersama tim inafis dari Polres Kudus, Koramil Kota, dan Puskesmas Kota.
Dari hasil pemeriksaan, di tubuh korban tak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Mayat diperkirakan sudah meninggal dua hari. Sebab tubuh mayat mulai membusuk.
”Korban tinggal seorang diri. Aslinya Blitar. Dia sudah menetap di Kudus sepuluh tahun,” jelasnya.
Lurah Panjunan, Kecamatan Kota, Muriyanto menyebut korban meninggal di rumahnya sendiri. Ditemukan di dekat pintu dalam.
”Pekerjaan korban adalah dukun pijet. Sudah tinggal di sini lebih dari 10 tahun,” tambahnya seperti dikutip Radar Kudus.
Pihaknya menyebut, korban sebenarnya sempat akan dikirim ke panti jompo karena kondisinya yang tinggal seorang diri. Tetapi tidak mau. Sebab merasa masih bisa mandiri.
Sementara kronologis penemuan, dia menambahkan jika selain karena adanya bau busuk, kecurigaan warga bertambah ketika korban tak keluar rumah selama dua hari belakangan.
”Biasanya warga membantu juga mengirim makan. Tetapi kemarin saat ada yang naruh sayur di depan rumah tak diambil. Sehingga menambah kecurigaan dan kemudian mereka melaporkan,” jelasnya.
Dari situ salah satu warga kemudian menengok rumah korban melalui lubang pintu. Dan melihat korban sudah meninggal dalam kondisi terlungkup. ”Kemudian saksi melapor ke RT, Kelurahan dan diteruskan ke Polsek,” imbuhnya.