JawaPos.com – Pemkot Surabaya kembali menggeber kegiatan vaksinasi massal. Targetnya, minimal 70 persen penduduk metropolis pada September nanti sudah divaksin. Tujuannya untuk mencapai herd immunity alias kekebalan kelompok di Kota Pahlawan.
Sejauh ini cakupan vaksinasi Surabaya memang paling banyak di Jatim. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita menyampaikan, vaksinasi sudah mencapai 63 persen. Terdiri atas sekitar 1,4 juta warga yang sudah divaksin dosis pertama. Mereka saat ini masih menunggu vaksin dosis kedua. Sedangkan 750 ribu jiwa sudah divaksin dua dosis. Adapun total warga yang wajib divaksin sekitar 2,8 juta jiwa.
Upaya pemkot tidak mudah untuk mencapai target vaksinasi. Kendala utama adalah ketersediaan vaksin yang terbatas. Distribusi dari pemerintah pusat masih tersendat. Sampai sekarang, misalnya, stok vaksin Sinovac sudah kosong. Semua puskesmas tidak memiliki stok vaksin itu. Padahal, mayoritas warga yang menunggu vaksin dosis kedua harus menggunakan jenis yang sama. ”Saat ini stok vaksin Sinovac sudah habis,” kata Feny, sapaan Febria Rachmanita.
Penyebab lainnya adalah perbedaan jenis vaksin. Saat ini sebagian besar warga menunggu vaksin jenis Sinovac untuk vaksin dosis kedua. Sementara stok tersebut masih kosong. Nah, karena vaksin AstraZeneca masih tersedia, produk itu akan dialihkan dan dipakai untuk penyuntikan dosis pertama. ”Karena kan tidak boleh menyimpan vaksin lama-lama,” tuturnya.
Sebetulnya pemkot sangat berambisi mempercepat jangkauan vaksinasi. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan sangat ingin menggencarkan vaksinasi. Kemampuan vaksinasi di Surabaya, terang dia, bisa mencapai minimal 30 ribu dosis per hari. Bahkan bisa ditingkatkan menjadi 55 ribu per hari. Tapi, kata dia, sejauh ini tidak ada vaksin yang tersedia. ”Kita ingin gencar, tapi vaksin gak ono,” ungkap dia.
Pihaknya pun sudah bersurat ke Kemenkes melalui gubernur Jatim agar Surabaya bisa mendapat stok vaksin lebih banyak. Sehingga target herd immunity bisa segera terbentuk.
DPRD Surabaya menyoroti hal itu. Harus ada solusi atas kekurangan vaksin untuk warga Surabaya. Dewan meminta pemkot proaktif. Salah satunya dengan melakukan lobi ke pemerintah pusat. Atau menggandeng pihak ketiga untuk percepatan vaksinasi.
Pembina Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya Pertiwi Ayu Krishna menilai kebutuhan vaksin untuk warga harus segera dipenuhi. Khususnya bagi mereka yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama dan sudah waktunya divaksin dosis kedua. ”Memang bisa mundur. Tetapi lebih baik kalau tepat pada waktunya,” tutur dia kemarin.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Surabaya Mahfudz. Dia memahami bahwa pemerintah saat ini sangat disibukkan berbagai urusan penanganan Covid-19. Namun, urusan vaksinasi juga tidak boleh ditinggalkan. Sebab, vaksin merupakan salah satu kebutuhan warga untuk mencegah persebaran virus korona.
Targetnya, 70 persen warga sudah divaksin. ”Kita semua berharap target itu bisa segera tercapai agar kondisi perekonomian bisa pulih secara bertahap dan penderitaan rakyat berakhir sudah,” tutur sekretaris Komisi B DPRD Kota Surabaya itu.
Baca Juga: Samuel Hartono, Pemilik Showroom Disidang karena Jual Mobil tanpa BPKB
DEMI AMBISI HERD IMMUNITY DI SURABAYA
– Pemkot mengklaim sudah 63 persen warga divaksin.
– Terdiri atas 1,4 juta dosis pertama dan 750 ribu dosis kedua.
– Vaksinasi dosis kedua banyak yang tertunda karena stok vaksin kosong.
– Kemampuan vaksinasi Surabaya mencapai 30 ribu sampai 55 ribu dosis per hari.
– Pekan depan pemkot menerima 48 ribu dosis vaksin Moderna untuk nakes. Banyak nakes yang terpapar Covid-19.
Sumber: Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya