JawaPos.com – Tidak sesuai dengan perkiraan. Deretan kursi kosong terlihat di bawah tenda di tengah Lapangan THOR Sabtu (31/7). Jumlah vaksin yang siap disuntikkan ternyata tidak sebanding dengan kedatangan pengunjung.
Kemarin Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya menyiapkan 19 ribu vaksin AstraZeneca khusus untuk vaksinasi dosis kedua. Namun, hingga kegiatan vaksinasi berakhir pada pukul 14.20, total pengunjung yang datang untuk ikut vaksinasi tidak lebih dari 2.000 orang. Vaksinasi dosis kedua AstraZeneca tidak mencapai target. Alhasil, banyak vaksin yang belum terpakai.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya Febria Rachmanita heran dengan kondisi tersebut. Vaksinasi dosis kedua di Lapangan THOR itu tidak sesuai dengan ekspektasi. Padahal, jelas dia, vaksin AstraZeneca tergolong vaksin yang bagus. Tingkat efikasinya pun cukup tinggi. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), vaksin AstraZeneca disebut efektif untuk mencegah kasus Covid-19 hingga 63,09 persen. ”Saya tidak tahu kenapa,” kata Feny, sapaan Febria Rachmanita.
Sebelumnya, dinkes optimistis banyak pengunjung yang datang untuk disuntik vaksin dosis kedua AstraZeneca. Pihaknya sampai mengerahkan sekitar 600 tenaga kesehatan (nakes) dari seluruh puskesmas. Semua petugas puskemas diarahkan untuk membantu vaksinasi massal kemarin.
Menurut perkiraan, seharusnya kemarin sedikitnya ada 9.000 orang yang datang. Mereka berasal dari para pelaku UMKM, pegawai-pegawai mal, serta sejumlah tenaga pendidikan seperti dosen dan guru SMA/SMK sederajat. Sebab, menurut hitungannya, vaksinasi itu diperuntukkan warga yang sudah mendapat suntikan dosis pertama sebelum 5 Juni. ”Tapi, tidak tahu kok tidak datang,” ujar Feny.
Dinkes melalui puskesmas pun sudah menyampaikan informasi tersebut kepada warga setempat. Namun, banyak yang berhalangan datang. Pegawai mal, contohnya, tidak ikut karena ternyata banyak yang pulang kampung selama PPKM darurat yang saat ini bernama PPKM level 4.
Mayoritas pedagang dan pelaku UMKM juga tidak mau datang. Sebab, ada sebagian orang yang menganggap cukup satu suntikan saja. Padahal, sebetulnya harus mendapat dua dosis baru bisa menciptakan daya kekebalan tubuh. ”Ya, susah juga. Kembali ke setiap orang. Padahal, kami sudah memberi pengertian,” paparnya.
Selain itu, berbagai pihak berlomba-lomba mendukung terciptanya herd immunity melalui vaksinasi. Kemarin giliran Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang menyelenggarakan vaksinasi massal. Program tersebut menyasar civitas academica ITS dan masyarakat umum. Vaksinasi di Graha Sepuluh Nopember ITS itu menarget keluarga besar di lingkungan ITS. Mulai mahasiswa, pegawai dan keluarganya, hingga alumni ITS. ”Bila vaksinasi sudah merata, diharapkan kegiatan belajar-mengajar dan penelitian di ITS dapat dilaksanakan lebih awal,” tutur Rektor ITS Prof Mochamad Ashari.
Baca Juga: Samuel Hartono, Pemilik Showroom Disidang karena Jual Mobil tanpa BPKB
Koordinator Tim ITS Siap Vaksin Herdayanto Sulistyo Putro menyatakan, vaksinasi kali ini merupakan yang kedua diadakan ITS. Sebelumnya, vaksinasi berlangsung pada Maret. ”Nah, kali ini jangkauannya lebih luas lagi. Banyak elemen keluarga ITS yang kami jangkau,” ungkapnya.
Vaksinasi dengan menggunakan vaksin Sinovac itu dilakukan selama empat hari. Mulai kemarin hingga Selasa (3/8). Per hari ada 1.500 dosis.