Bebatuan alam di kanan dan kiri jalan setapak menjelma dinding. Langit yang mengintip di sela tonjolan batu-batu raksasa laksana atap. Sinar keemasan yang menerobos dinding dan atap menambah keindahan Goa Jegles saat sore.

’’DULU, gua ini tak terjamah. Kesannya angker dan seram,’’ kata Kepala Desa Keling Rofii Lukman kepada Jawa Pos Radar Kediri beberapa waktu lalu. Goa Jegles yang terletak di Desa Wisata Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, itu menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Khususnya di media sosial.

Goa Jegles yang baru ’’ditemukan’’ pada 2019 tersebut sangat Instagrammable. Cocok buat latar nampang di Instagram. Bisa buat pancingan tanda jempol alias like. Dari pintu masuk gua, pemandangan ala foto tersaji di depan mata. Sebuah jembatan kayu membentang di atas sungai kecil nan jernih.

Sore adalah waktu kunjung terfavorit. Sebab, gua menjadi sangat cantik saat sinar matahari senja yang keemasan menerobos dari sela bebatuan. Pengunjung di dalam gua bagaikan mandi cahaya. Tinggal cari posisi yang pas, foto-foto cantik tercipta. Selanjutnya, unggah ke medsos dan siap-siap kebanjiran like.

Dulunya, tempat wisata yang menarik minat pelancong dari dalam dan luar Kediri itu adalah arung atau saluran air bawah tanah pada era kerajaan. Morfologi gua menegaskan fakta tersebut. Ada sungai yang menyerupai saluran air. Di bagian kanan dan kirinya menjulang tebing kayu setinggi 15–20 meter.

’’Mungkin ini satu-satunya sungai di Kabupaten Kediri yang tebingnya paling tinggi,’’ kata Rofii. Rata-rata ketinggian tebing yang memagari sungai-sungai di Kediri, menurut dia, hanyalah 6 meter.

Rofii bangga karena saat ini Goa Jegles dikenal luas. Sebelum 2019, dia bersama perangkat desa dan karang taruna setempat berusaha keras untuk mengubah kawasan gua yang tidak terurus dan kumuh. Kesannya angker dan seram.

Untuk menghapus kesan negatif itu, langkah pertama adalah menormalisasi bentuk gua. Mereka meratakan gundukan tanah setinggi hampir 3 meter yang memerangkap gua.

Selanjutnya, mereka membangun jembatan di atas sungai. Dengan demikian, pengunjung bisa masuk ke perut gua. Sungai di dalam gua, bagi Rofii, adalah daya tarik utama. Maka, dia mempertahankan pesonanya dan malah menjadikannya wahana wisata. Yakni, arung jeram atau rafting.

Kembangan, nama sungai itu, membelah Dusun Jegles hingga Dusun Ringinagung. Panjangnya 2,5 kilometer. Dibutuhkan waktu 1–1,5 jam untuk berarung jeram di sana.

Bumi Panji, julukan Kabupaten Kediri, memang menyimpan banyak potensi wisata. Di Desa Wisata Keling, tempat Goa Jegles berada, pun ada banyak atraksi lain yang menawan. Kesenian tradisional jaranan, misalnya.

Ada lima kelompok yang siap menyuguhkan tarian terbaik mereka untuk para pelancong.

Potensi Besar, Prioritaskan Investor Lokal

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Pulau Jawa dan Bali berdampak pula terhadap kunjungan wisata ke Goa Jegles. Sampai akhir liburan kenaikan kelas lalu, turis berdatangan ke Desa Keling. Tujuan utamanya adalah Goa Jegles. Tapi, kunjungan itu juga menggairahkan aktivitas wisata dan seni di sana.

Tanpa retribusi tetap, pendapatan masyarakat dari derasnya arus kunjungan wisata sangatlah cukup. Saat akhir pekan, pendapatan bisa mencapai Rp 4,5 juta. Sebab, kunjungan pada Sabtu dan Minggu bisa mencapai lebih dari seribu orang. Sementara itu, pada hari biasa, jumlah wisatawan sekitar 500 orang.

”Semua masyarakat dan lembaga pemerintah desa bekerja sama,’’ kata Kepala Desa Keling Rofii Lukman. Retribusi dan uang parkir yang sukarela itu lantas dikelola bersama untuk melanjutkan proyek pengembangan Goa Jegles dan sekitarnya.

Tingginya keterlibatan masyarakat tersebut membuat Rofii dan jajaran pemerintah desa tidak bisa tak memprioritaskan warga. Termasuk, perihal investasi. Sejak awal, proyek wisata Goa Jegles sudah menarik minat investor besar. Namun, Rofii tidak mau gegabah. Setiap tawaran investasi dikaji dengan matang. ”Yang kami khawatirkan (datangnya investor dari luar, Red) bisa menguasai aset kami,” tegasnya.

Baca Juga: Samuel Hartono, Pemilik Showroom Disidang karena Jual Mobil tanpa BPKB

Jika aset desa dikuasai investor dari luar, pemdes khawatir pengembangan ekonomi warga justru terhambat. Karena itu, mereka berhati-hati dan tetap memegang prinsip untuk mengutamakan investor dari desa setempat.

TENTANG WISATA DESA KELING:

– Gua Jegles yang alami, ada pantulan sinar dari langit.

– Rafting dengan tebing tertinggi sepanjang 2,5 meter.

– Area swafoto berlatar alam bebas dan taman bunga.

– Diperkaya kesenian jaranan dari lima kelompok.

– Kaya potensi pertanian. Padi, jagung, tebu, dan sayur mayur.

By admin