JawaPos.com–Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, memberikan teguran kepada pihak puskesmas yang menolak seorang warga terkonfirmasi positif Covid-19 saat membutuhkan pemeriksaan medis. Kejadian penolakan warga Covid-19 tersebut terjadi di Puskesmas Sosial Jalan Sanusi, Kelurahan Sukabangun II, Kecamatan Sukarame, Kota Palembang, Jumat (30/7).
Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa seperti dilansir dari Antara di Palembang mengatakan, mengetahui kejadian itu dari laporan warga di jejaring media sosial. Pihaknya langsung mendatangi puskesmas untuk memastikan fakta kejadian.
Menurut dia, setelah melakukan interogasi kepada petugas kesehatan di sana ditemukan adanya unsur kelalaian yang mereka lakukan. Yakni menolak warga yang hendak memeriksakan kesehatannya dengan dalih untuk menghadiri pemakaman anggota keluarga petugas puskesmas pada saat itu.
”Ada unsur kelalaian di sini. Semestinya biar bagaimanapun pelayanan kesehatan masyarakat didahulukan apalagi dia (warga) terkonfirmasi Covid-19,” kata Ratu Dewa.
Dia memandang, kejadian seperti itu sangat fatal. Mengingat kondisi penyebaran Covid-19 di Kota Palembang saat ini tergolong masih tinggi. Untuk memastikan kejadian tersebut tidak berulang lagi, diberikan surat teguran kepada pimpinan puskesmas.
”Saya berikan teguran tertulis kepada pimpinan puskesmas. Saya minta dinas kesehatan, camat, dan lurah, mengevaluasi dan memastikan jangan sampai ini terjadi lagi,” tegas Ratu Dewa.
Sementara itu, Kepala Tata Usaha Puskesmas Sosial Restia mengatakan, saat kejadian petugas puskesmas tetap membuka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Mulai dari pelayanan di poliklinik dan vaksinasi yang dibuka pukul 7.30–11.30 WIB.
”Kami tetap memberikan pelayanan sampai berakhirnya jam operasional yaitu kalau Jumat sampai pukul 11.30, lebih cepat dari Senin–Kamis yaitu pukul 14.00 WIB,” ujar Restia.
Menurut dia, pada saat itu kondisi petugas Puskesmas sedang dirundung duka lantaran suami dari Kepala Puskesmas meninggal dunia. Sehingga sebagai bentuk belasungkawa mengagendakan untuk menghadiri pemakaman tersebut. Karena petugas akan berangkat, lantas dipasang tanda pengumuman kalau pelayanan puskesmas tutup sementara.
”Tapi meskipun ditutup masih ada tiga orang petugas yang bersiaga di puskesmas saat itu,” terang Restia.
Meskipun demikian pihaknya menyadari kejadian tersebut akibat adanya kelalaian mereka dan memastikan ke depan tidak akan terjadi lagi. ”Ini pelajaran berharga bagi kami, saat ini pelayanan sudah berjalan kembali normal,” tutur Restia.