JawaPos.com – Covid-19 varian Delta menyebar sangat cepat. Maka cara paling efektif adalah dengan mempercepat tes dan melacak kontak erat (tracing) sehingga kasusnya lebih mudah dikarantina. Kementerian Kesehatan menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kesehatan baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia agar meningkatkan testing dan tracing di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor : H.K.02.02/II/1918 /2021 tentang Percepatan Pemeriksaan dan Pelacakan Dalam Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditetapkan pada 23 Juli 2021. “Surat edaran itu dimaksudkan untuk percepatan penanggulangan pandemi pada masa PPKM melalui penguatan pilar deteksi dengan pelaksanaan peningkatan jumlah pemeriksaan dan pelacakan kontak,” kata Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu baru-baru ini.

Pihaknya menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari percepatan penemuan kasus terkonfirmasi maupun kontak erat kasus positif Covid-19, sehingga bisa dilakukan penanganan sedini mungkin dengan harapan dapat menekan terjadinya kasus perburukan maupun kematian. Penguatan testing dan tracing ini akan diutamakan bagi wilayah-wilayah dengan mobilitas masyarakat dan tingkat penularan kasusnya tinggi.

Baca Juga: Varian Covid-19 Delta Makin Meluas, Sudah Mendominasi 24 Provinsi

“Sehingga dengan mengetahui kasus lebih cepat, maka bisa segera dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi laju penularan virus,” tuturnya.

Dalam aturan tersebut merinci bahwa daerah yang masuk kategori PPKM level 3 dan 4 diperbolehkan menggunakan hasil pemeriksaan test Rapid Antigen (RDT-Ag) sebagai diagnosa untuk pelacakan kontak erat maupun suspek, dan bisa juga dipakai sebagai data dukung dalam pengajuan klaim COVID-19. Penggunaan RDT Antigen diutamakan bagi daerah yang alat diagnosisnya terbatas, sehingga hasilnya bisa diketahui lebih cepat dan tes dapat dilakukan secara masif sehingga dapat mempercepat tracing.

Pemukiman dan Perkantoran Jadi Sasaran

Di Wilayah DKI Jakarta yang penyebarannya di dominasi oleh kluster perkantoran akibat merenggangnya aturan operasional yang mewajibkan karyawan untuk hadir di kantor. Juga adanya beberapa pelanggaran protokol kesehatan menjadi faktor-faktor pendukung terjadinya kluster-kluster baru. Selain itu, diyakini juga bahwa faktor percepatan penyebaran disebabkan oleh munculnya virus varian Delta.

Salah satu tes dilakukan oleh laboratorium klinik PT Quicktest Labotarium Indonesia atau Quicktest. Sasarannya tersebar di 20 titik di Jakarta, antara lain di daerah Jakarta Pusat (Tanah Abang), Jakarta Selatan (Tebet, Cipulir, Pondok Indah), Jakarta Barat (Daan Mogot, Puri, Tanjung Duren), Jakarta Timur (Pasar Rebo, Basura, Cibubur, Pahlawan Revolusi), Jakarta Utara (Kelapa Gading, Pantai Indah Kapuk, Pluit) serta perbatasan wilayah Jakarta antara lain di Depok dan Tangerang (Graha Bintaro, Bintaro, BSD, Tangerang).

“Sengaja sasarannya semakin mendekat ke area perkantoran dan pemukiman, akan sangat memudahkan para pelanggan untuk melakukan test swab atau antigen, terutama di kondisi pemberlakuan PPKM, di mana jangkauan masyarakat untuk bepergian jauh masih sangat dibatasi,” kata pendiri Quicktest Irawati Muklas.

Tentu yang dibutuhkan masyarakat adalah hasil tes yang lebih akurat dan cepat. Lalu mampu mendeteksi 3 gen Orf 1 AB, Gen N & Gen S dan virus varian terbaru. Menurutnya, rata-rata dalam sehari kurang lebih sekitar 3 ribu orang melakukan tes di seluruh cabang.

“Karena testing dan tracing memang cara kita untuk menghentikan laju penularan saat ini,” katanya.

By admin