JawaPos.com – Satu lagi obat terapi Covid-19 diyakini bisa menjadi kandidat obat penyembuhan pasien Covid-19. Obat Regdanvimab (RegkironaTM) kini telah direkomendasikan di Eropa untuk pasien Covid-19 dewasa yang tidak memerlukan terapi oksigen dan berisiko tinggi mengalami Covid-19 berat.
Dari riset yang sudah ada, dosis regdanvimab 40 mg/kgBB secara intravena, diberikan segera setelah terdiagnosis tidak lebih dari 7 hari sejak onset gejala. Berdasarkan studi klinis regdanvimab (RegkironaTM) secara signifikan mengurangi risiko rawat inap atau kematian sebesar 72 persen untuk pasien yang berisiko tinggi berkembang menjadi Covid-19 yang berat hingga hari ke-28. RegkironaTM juga secara signifikan mengurangi risiko rawat inap atau kematian sebesar 70 persen pada semua pasien.
Pasien yang mendapatkan terapi dengan regdanvimab (RegkironaTM) dan terapi standar Covid-19 dilaporkan memiliki waktu pemulihan klinis yang secara signifikan lebih singkat dibandingkan dengan yang hanya mendapatkan terapi standar Covid-19 saja. Yaitu setidaknya 4,7 hari lebih cepat untuk pasien yang berisiko tinggi berkembang menjadi Covid-19 berat dan 4,9 hari lebih cepat untuk semua pasien.
Data preklinik in vivo terbaru untuk regdanvimab (RegkironaTM) menunjukkan aktivitas netralisasi yang kuat terhadap virus SARS-CoV-2 varian Delta. Regdanvimab didentifikasi sebagai pengobatan potensial untuk terapi Covid-19 yang dilakukan melalui penyaringan kandidat antibodi. Antibodi yang dipilih memiliki potensi terbesar untuk menetralisir virus SARS-CoV-2.
Baca Juga: Stok Langka, Menkes Janji Penuhi Kebutuhan 6 Obat Pasien Covid-19
“Regdanvimab menjadi terapi antibodi monoklonal pertama di Indonesia yang diindikasikan untuk terapi Covid-19,” kata Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) dr. Raymond Tjandrawinata, dalam webinar baru-baru ini.
Pihaknya kini tengah mendukung usaha pemerintah dalam mendapatkan izin atau lisensi memasarkan Regkirona dari Celltrion Healthcare, Korea Selatan. RegkironaTM sebagai salah satu pilihan obat antivirus Covid-19 untuk pasien Covid-19 di Indonesia telah melalui uji klinik fase III dengan hasil baik.
Hasil uji klinik Fase I dan II global untuk regdanvimab atau RegkironaTM menunjukkan keamanan, tolerabilitas, efek antivirus, dan profil efikasi yang menjanjikan pada pasien dengan gejala Covid-19 ringan hingga sedang. Studi preklinik in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa regdanvimab berikatan kuat dengan Receptor Binding Domain SARS-CoV-2 dan secara signifikan menetralisasi virus varian wild type dan varian mutan yang menjadi perhatian (variants of concern) termasuk varian Alpha atau B.1.17. Kemudian pada model in vivo, regdanvimab secara efektif mengurangi viral load SARS-CoV-2 dan peradangan di paru-paru.
Pada pertengahan Juni 2021, Celltrion Healthcare mengumumkan data efikasi dan keamanan berdasarkan uji klinik fase III global. Hasilnya menunjukkan bahwa pengobatan antibodi monoklonal anti-COVID-19, regdanvimab (RegkironaTM), memenuhi semua primary end point dan key secondary end point pada pasien dengan gejala Covid-19 ringan hingga sedang (besar sampel 1.315).
Cara Kerja Obat
Mekanisme kerja regdanvimab adalah dengan mengikat Receptor Binding Domain atau RBD dari spike protein SARS-COV-2. Kemudian menghambat interaksi dengan reseptor seluler tubuh atau ACE2 sehingga mencegah masuknya virus ke dalam sel tubuh dan mencegah infeksi SARS-CoV-2.
Pasien yang diobati dengan regdanvimab (RegkironaTM) dilaporkan memiliki waktu pemulihan klinis yang secara signifikan dipersingkat setidaknya 4,7 hari lebih cepat untuk pasien yang berisiko tinggi berkembang menjadi Covid-19 yang berat dan 4,9 hari lebih cepat dibandingkan dengan plasebo untuk semua pasien. Pengobatan itu meringankan gejala berat Covid-19 pada 70 persen pasien, termasuk kelompok berisiko tinggi dengan komorbid.
Regdanvimab juga memberikan efek terapeutik terhadap virus varian B.1.351 (yang pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan) atau varian Beta, dan telah dipublikasikan dalam jurnal Biochemical and Biophysical Research Communications. Menurut artikel tersebut, penelitian in vivo pada musang menunjukkan bahwa dosis terapeutik RegkironaTM mampu menurunkan viral load varian Beta baik di saluran pernapasan atas maupun bawah. Data preklinik in vivo terbaru menunjukkan aktivitas netralisasi yang kuat dari regdanmivab terhadap virus SARS-CoV-2 varian Delta.
Selain menunjukkan efektifitas in vivo terhadap varian Delta dan Beta, regdanvimab juga menunjukkan hasil positif terhadap varian Gamma (P.1, pertama kali teridentifikasi di Brasil), yang sebanding dengan wild type SARS- CoV-2. Regdanvimab juga menunjukkan kemampuan netralisasi yang kuat terhadap varian Lambda (C.37, pertama kali teridentifikasi di Peru) dalam studi uji pseudovirus berbasis sel yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH), Amerika Serikat.
Sejumlah perhimpunan profesi dokter Indonesia memasukkan rekomendasi terapi antibodi monoklonal, salah satunya regdanvimab dalam Surat Usulan Revisi Pedoman Tata Laksana Covid-19 tertanggal 14 Juli 2021. Badan regulasi obat di Eropa, European Medicines Agency (EMA) juga telah memberikan opini positif terhadap penggunaan regdanvimab sebagai salah satu terapi untuk pasien Covid-19 yang berisiko tinggi mengalami peningkatan gejala menjadi berat.