JawaPos.com-Tak banyak pemain asing yang bertahan begitu lama di satu klub Liga 1. Gelandang Persija Jakarta Rohit Chand, salah satunya. Begitu loyalnya, Rohit tak malu mengakui bahwa dirinya adalah Jakmania Nepal.
—
Persija Jakarta memang bukan klub Indonesia pertama dan satu-satunya yang disinggahi Rohit Chand. Pemain asal Nepal itu awalnya bermain untuk PSPS Riau pada pertengahan musim 2012–2013.
Nah, setelah satu musim bersama PSPS, dia kemudian hijrah ke ibu kota membela Persija Jakarta. Sanksi FIFA yang berimbas pada pembekuan kompetisi memaksa Rohit meninggalkan Indonesia pada awal 2016.
Dia sempat berkelana ke Malaysia bersama T-Team (Malaysia), lalu pulang kampung ke Nepal membela Manang Marshyangdi.
Nah, saat sanksi FIFA dicabut dan kompetisi kembali bergulir, Rohit pun balik ke Indonesia pada 2017. Dan sejak 2017 hingga sekarang, Rohit hanya mengenakan satu jersey, Persija.
Banyak suka duka yang dilalui Rohit selama berkostum Macan Kemayoran. Pemain 29 tahun tersebut sempat merasakan saat Persija berjuang di zona degradasi. Itu dia rasakan pada musim-musim pertamanya bersama Persija. Cerita sukses pun pernah dia ukir.
Yakni, pada musim 2018. Rohit kala itu sukses memberikan treble winners bagi Persija. Yaitu, juara Liga 1, Piala Presiden, dan Piala Boost Sportsfix Super Cup. Di musim ini pula, dia dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga 1. Teranyar, dia membawa Persija menjuarai Piala Menpora 2021.
Direktur Olahraga Persija Ferry Paulus menjadi sosok di balik kedatangan Rohit ke Persija. FP –sapaan Fery Paulus– masih ingat betul keputusan beraninya untuk merekrut Rohit meski usianya masih muda. Hal itu tak lepas dari pantauannya terkait permainan Rohit.
”Dia sesuai karena pekerja keras. Meski masih muda, tapi sudah jadi pemain nasional Nepal,” ceritanya kepada Jawa Pos.
FP menyebutkan, Rohit merupakan pemain spesial. ”Dia pekerja keras dan sangat profesional,” ungkapnya. Artinya, sambung FP, semua kewajiban dan tanggung jawab sebagai pemain profesional dipenuhinya dengan sangat baik. Mulai latihan hingga pertandingan dikerjakan 100 persen. Interaksi dan sosialisasi Rohit dengan tim disebutnya sangat baik.
Ya, di lapangan, pemain yang kerap dijuluki Himalayan Tiger tersebut jarang bikin masalah. ”Etos kerja Rohit sangat baik. Itu membuat pemain dan manajemen tim sangat respek dengannya,” katanya.
FP menambahkan, hingga kini banyak pengalaman berkesan dengan Rohit. ”Ya, banyak cerita dengan Rohit yang tidak pernah berkeinginan untuk cari klub lain di Indonesia selain Persija,” sebutnya.
Dengan skill dan pengalamannya, tak sedikit klub dari Indonesia dan luar yang kepincut untuk mendatangkan Rohit. Ratna Mustika selaku agen Rohit menyebutkan, tim dari luar negeri sering kali mengontaknya untuk menanyakan status Rohit. Mulai tim asal Vietnam, Tiongkok, hingga Korea Selatan.
”Tapi, Rohit tetap setia dengan Persija beserta The Jakmania-nya. Rohit bahagia dapat full dukungan dari Jakmania dan manajemen,” ucap perempuan yang berprofesi dokter itu.
Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno mengakui, jarang pemain asing yang bermain di satu klub lebih dari tiga musim. Beruntung, Persija mendatangkan Rohit saat usianya masih sangat muda, 21 tahun.
”Salah satu keunggulan gunakan pemaian asing ketika umurnya masih muda dan produktif seperti Rohit Chand ini, jadinya bisa panjang,” beber Diky.
Dia menuturkan, sebagai gelandang bertahan, terkadang peran Rohit tidak begitu terlihat. ”Kita suka tidak sadar peranya apa, tapi dari sudut pandang pemain dan permainan juga, peran Rohit Chand sangat penting di tim,” ucapnya.
Nah, jika musim 2018 dianggap sebagai musim terbaiknya, Rohit pun mengakui kalau perdananya bersama Persija di ISL 2012–2013 adalah musim terberat. Hal itu tak lepas dari situasi yang ada. Terutama perihal adaptasi.
”Saya harus beradaptasi dengan tim baru dan style yang berbeda sehingga cukup sulit pada sebulan awal,” ungkap Rohit dikutip dari Media Persija.
Terlebih, saat itu tekanan dari The Jakmania sangat besar karena tim berada di jurang degradasi.
Beruntung, ada sosok Benny Dollo yang menggantikan peran Iwan Setiawan sebagai pelatih tim kala itu. ”Beliau memberi banyak masukan, menjelaskan strategi dengan sederhana sehingga saya bisa mengikutinya dengan tepat dan baik,” ungkapnya.
Sejak saat itulah, kepercayaan diri dan sklill-nya terus terasah. Dan, dia tak menyangka kalau sudah melalui 122 pertandingan bersama Persija. Karena itu, dia meyakini suatu hari nanti jika pensiun akan tetap datang dan melihat Persija bertanding. ”Saya sudah menjadi bagian dari Jakmania. Saya sudah Jakmania. Sebagai Jakmania dari Nepal,” bebernya.
Lantas, sampai kapan Rohit bermain di Persija? Rohit menyebut tidak tahu pasti sampai kapan dia memakai jersey dengan lambang Monumen Nasional di dadanya.
”Saya ingin menikmati setiap detik ketika bermain untuk Persija dan menghabiskan setiap momen berharga bersama klub yang saya cintai ini,” tambahnya.