JawaPos.com – Sejauh ini masih banyak desa di Jatim yang ngugemi atau melestarikan tradisi dari leluhur. Salah satu di antaranya berjalan keliling kampung saat malam dengan melakukan ritual tertentu. Selain itu, membaca amalan khusus seperti salawat. Biasanya, tradisi itu dilakukan kala terjadi wabah atau untuk menolak bala.
Demikian juga dilakukan warga Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik. Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di mana-mana, Kamis malam (29/7) sejumlah warga melakukan tradisi tolak balak. Di kampung tersebut, beberapa warga juga ada yang meninggal terpapar Covid-19. Di antaranya, pasangan suami istri (pasutri) Fahrudin-Mazroathul Afiro. Bahkan, saat itu sang ibu tengah hamil. Bayinya juga meninggal dalam kandungan.
Kepala Desa Gredek M. Bahrul Ghofar menyatakan, karena pandemi maka warga yang mengikuti dibatasi. Hanya 12 orang saja. Mereka perwakilan dari warga desa. Ada dari remaja masjid, tokoh masyarakat, karang taruna, dan perangkat desa. Selama pelaksanaan tradisi tersebut, warga tetap memastikan penerapan protokol kesehatan.
Kegiatan dimulai dengan salat hajat berjamaah di masjid desa. Setelah itu, warga berkeliling kampung sambil memanjatkan doa-doa tolak bala. “Ikhtiar batin dari warga untuk menjaga desa. Utamanya terhindar dari berbagai bencana dan wabah yang saat ini menjadi kewaspadaan bersama,” kata Ghofar.
Doa yang dibaca adalah salawat nariyah. Doa itu dilantunkan sebanyak 339 kali. Bergiliran di setiap sudut desa, lalu ditutup dengan melantunkan azan dan iqamah. ‘’Sebelumnya, warga juga potong tumpeng untuk dimakan bersama sebagai wujud syukur kepada Allah SWT,’’ paparnya.
Ghofar mengungkapkan, salawat nariyah merupakan salah satu amalan untuk meraih syafaat Rasulullah. Salawat juga menjadi salah satu sarana bagi umat muslim bermunajat dan bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW agar dihindarkan dari semua bala atau bencana. ‘’Kegiatan ini kami lakukan selama seminggu, tujuh malam berturut-turut. Semoga doa dan harapan kita semua dikabulkan oleh Allah,’’ ucap dia.
Muhamad Syaifudin, perwakilan warga, menambahkan, kegiatan tersebut juga sebagai asupan psikologis. Warga desa merasa lebih tenang saat menjalankan kegiatan aktivitas sehari-hari. “Pihak pemerintah desa, tokoh masyarakat bersama tokoh pemuda sudah menjalankan usahanya untuk bersama mencegah penyebaran Covid-19. Selebihnya, kita berpasrah diri kepada Yang Maha Kuasa agar pandemi segera berakhir,” harapnya.