JawaPos.com – Kebutuhan masyarakat akan hunian berubah sebagai adaptasi kebiasaan baru imbas pandemi. Kini, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Oleh karenanya, lingkungan sehat dan konsep rumah yang nyaman sangat dibutuhkan. Salah satu konsep hunian sehat yang menjadi incaran konsumen adalah rumah tumbuh.
Menurut Marketing General Manager Podomoro Park Bandung Tedi Guswana, memang telah terjadi kecenderungan minat konsumen terhadap rumah yaitu hunian yang lebih sehat dan modern. Tedi mengklaim, Podomoro Park Bandung, berfokus membangun proyek hunian sehat sebagai solusi di tengah pandemi.
Podomoro Park merupakan kawasan properti seluas 130 hektare (Ha), yang separo wilayah huniannya merupakan kawasan hijau dengan kualitas oksigen yang baik. Podomoro Park juga dilengkapi dengan keasrian danau sepanjang 1 kilometer (km), sehingga penghuninya dapat menikmati suasana alami yang meneduhkan.
“Lokasinya juga dikelilingi gunung Bandung Selatan, nuansa alam yang menenangkan sangat mendominasi sehingga dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan imun. Kami menghadirkan produk inovatif yang konsepnya berbeda dari biasanya yakni rumah tumbuh ke bawah,” kata Tedi dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/7).
Podomoro Park menghadirkan klaster terbaru dengan konsep rumah tumbuh, yakni klaster Sadyagriya. Ini merupakan rumah tumbuh ke bawah pertama di Indonesia, yang memungkinkan pemiliknya mendesain lantai 1 rumah sesuai kebutuhan khususnya di masa pandemi.
Selain kebebasan dalam mendesain, tren rumah tumbuh ke bawah ini juga memberikan ruang yang lebih luas untuk aktivitas penghuni yang kini lebih banyak di rumah. Sebagaimana diketahui, pada masa pandemi, semua kegiatan keluarga seperti bekerja dan sekolah berpindah ke rumah.
“Untuk itu rumah yang dapat beradaptasi dengan aktivitas yang cepat berubah ini adalah konsep rumah tumbuh,” ujar Tedi.
Rumah tumbuh di klaster Sadyagriya ini dibangun dengan konsep dua lantai, di mana penghuni dapat berkreasi untuk mendesain area lantai 1 sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Penghuni bisa berkreasi membangun area open space, ruang kerja, dan ruang belajar. Selain itu, penghuni juga dapat menjadikan lahan open space tersebut untuk dijadikan sebagai studio, dapur, galeri, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan.
“Konsep rumah tumbuh ke bawah ini juga memungkinkan penghuni untuk merenovasi lantai 1 tanpa harus pindah rumah, karena bisa memanfaatkan lantai 2 sebagai rumah tinggal,” ujar Tedi. Hunian di klaster ini dibanderol mulai dari Rp 1,6 miliar.