JawaPos.com – Sejak beroperasi satu abad yang lalu, Kebun Binatang Surabaya (KBS) nyaris tak pernah tutup. Setiap hari wahana wisata itu buka. Mulai Senin hingga Minggu. Jumlah pengunjung pun tak pernah surut.

Kondisi tersebut berubah 180 derajat pada masa pandemi virus korona. Beberapa kali KBS terpaksa tidak beroperasi karena kebijakan pembatasan. Setali tiga uang, jumlah pengunjung pun berkurang.

Saat virus korona merebak awal tahun ini, KBS sempat tutup sementara. Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) sebagai pengelola KBS menyiapkan protokol kesehatan (prokes). Selang bulan berikutnya, KBS buka dengan SOP ketat.

Namun, Covid-19 kembali mengamuk. Pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM. Seluruh tempat wisata dilarang beroperasi. Termasuk KBS. Tujuannya memutus mata rantai penularan Covid-19.

Humas KBS Agus Supangat menjelaskan, penutupan wahana wisata berusia 101 tahun itu dimulai sejak 3 Juli lalu. Diawali PPKM darurat hingga PPKM level 4. ”Sampai saat ini belum beroperasi,’’ ucapnya.

Tentu penutupan itu menimbulkan dampak. Ketika tak beroperasi, tidak ada kunjungan. Alhasil, tempat wisata milik pemkot tersebut tidak mendapatkan pemasukan.

KBS merancang solusi agar tetap mendapatkan income. Meski tempat tersebut tidak bisa buka seperti saat normal.

Terobosan yang dibuat adalah kunjungan virtual. Pihak KBS memanfaatkan teknologi. Yakni, menggunakan aplikasi Zoom. ’’Kami menyediakan tur virtual berbayar,’’ paparnya.

Warga yang hendak berkunjung ke KBS diminta membeli tiket. Besarnya Rp 50 ribu. Kemudian, mereka mendapatkan link aplikasi.

Di depan layar HP atau laptop, link itu tinggal diklik. Pengunjung yang berada di rumah diajak berkeliling KBS. ’’Kami menunjukkan satwa. Seolah warga datang ke KBS,’’ jelasnya.

Sudah tiga kali tur virtual itu berjalan. Setiap minggu ada tema yang diangkat. Contohnya, minggu lalu pengunjung diajak mengamati harimau.

Petugas menunjukkan perilaku hewan karnivora tersebut. Misal, ketika sesama harimau berinteraksi. ’’Juga ada sesi feeding time,’’ terangnya.

Antusiasme pengunjung mengikuti tur virtual itu cukup tinggi. Minimal satu sesi diikuti 20 keluarga. ’’Mayoritas dari Jatim. Namun, juga ada yang dari Lombok,’’ paparnya.

Selama PPKM, pihak KBS berupaya menjaga kesehatan satwa. Seluruh binatang harus dipastikan tetap mendapatkan makanan sesuai porsinya.

Mencukupi kebutuhan makan hewan memang berat. Agus mengakui itu. Pasalnya, penyediaan makanan di KBS bergantung pada pemasukan tiket.

Untungnya, KBS masih memiliki anggaran. Ada dana cadangan yang masih disimpan. Satwa pun tetap mendapatkan makanan dengan porsi yang sama. Contohnya, kebutuhan daging harimau dalam satu hari mencapai 5 kilogram. Porsinya tidak berkurang. ’’Kondisi satwa tetap sehat,’’ ucapnya.

Baca Juga: Samuel Hartono, Pemilik Showroom Disidang karena Jual Mobil tanpa BPKB

Bantuan lain datang dari program orang tua asuh. Pemkot mengajak pengusaha serta warga yang mampu ikut menanggung biaya makanan satwa. Hingga saat ini enam perusahaan serta warga ikut berpartisipasi.

Namun, kekuatan anggaran memang memiliki keterbatasan. Dana cadangan bisa jadi habis. Agus berharap virus korona di metropolis segera melandai. PPKM level 4 tidak berlanjut. ’’Sehingga KBS bisa kembali buka,” ujarnya.

By admin