JawaPos.com – Pemkab Gresik tengah menyiapkan Gelora Joko Samudro (Gejos) menjadi tempat isolasi terpusat terpadu Covid-19. Stadion yang dibangun pada 2012 itu disebut mampu menampung 1.000 pasien. Langkah tersebut merupakan antisipasi pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dalam rapat koordinasi bersama jajarannya di Ruang Graita Eka Praja Jumat (30/7) menyatakan, sesuai dengan instruksi pemerintah pusat yang disampaikan melalui Forkopimda Jawa Timur, semua bupati dan wali kota diperintahkan untuk mengubah kebijakan isolasi mandiri menjadi isolasi terpusat. ’’Menyikapi keadaan di mana banyak kasus isolasi mandiri yang gagal dan berakhir dengan kematian,’’ ujar Yani, sapaan karib Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
Nah, bangunan tiga lantai tersebut dirasa cocok untuk merealisasikan rencana itu. Tentu dengan menambahkan beberapa perlengkapan dan fasilitas. Di antaranya, penambahan tempat tidur, peralatan pendukung, serta perbaikan beberapa ruangan sehingga sesuai dengan standar kebutuhan sebagai rumah sakit lapangan. ’’Target kami, RS Lapangan Gejos bisa menampung seribu pasien,” papar mantan ketua DPRD Gresik itu.
Nanti hal tersebut dilakukan secara bertahap. Sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan sarana yang dibutuhkan. ’’Termasuk para tenaga kesehatan yang akan bertugas. Akan semakin optimal dengan dukungan para relawan,’’ terangnya. ’’Untuk instalasi oksigen, sudah siap. Tinggal mengalirkan,’’ lanjutnya.
Perlu diketahui, Stadion Gelora Joko Samudro terdiri atas 3 lantai. Saat ini stadion yang difungsikan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 tanpa gejala itu hanya menempati sebagian ruang lantai 1 dan 2. Apabila dioptimalkan lagi hingga lantai 3, Gejos mampu menampung sampai seribu orang.
Alumnus Fakultas Ekonomi Unair itu menyatakan bahwa kebijakan penanganan kasus Covid di Gresik sudah optimal. Saat ini sudah ada 10 puskesmas untuk perawatan tingkat pertama pasien Covid-19 dan 5 puskesmas untuk bersalin Covid dan normal. ’’Rumah sakit lapangan ini bersifat hanya mendukung RS Ibnu Sina dalam penanganan pasien Covid-19. Sedangkan puskesmas adalah ujung tombak untuk menentukan tindakan lanjutan,’’ ujarnya.
Khusus yang bergejala sedang dan berat, pasien pasti akan dirujuk ke RS Ibnu Sina. Sementara itu, yang tanpa keluhan dan keluhan ringan, pasien diarahkan ke RS lapangan. ’’Semuanya tetap dalam pengawasan RS Ibnu Sina,’’ tandas Yani.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Gunawan Setijadi pun memastikan persiapan berjalan cepat. Semua kebutuhan akan diinventarisasi agar isolasi terpusat berjalan maksimal. ’’Hari ini (kemarin, Red) kami langsung mengadakan survei ke lokasi. Bagian mana yang bisa kami perbaiki dan tambahkan. Tentu segala sesuatunya akan kami rundingkan dengan pihak RS Ibnu Sina,’’ jelasnya.
Plt Dirut RS Ibnu Sina Rudyanto Dwi juga menyatakan kesiapannya untuk membantu. Dia menyatakan akan mengirimkan beberapa tenaga teknis untuk memodifikasi ruangan. ’’Termasuk memodifikasi slang oksigen agar bisa dipakai lebih banyak sambungan,’’ pungkasnya.