JawaPos.com – Isu pemotongan Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar Rp 350.000 yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) di Desa Gentan, Kecamatan Gantiwarno membuat sejumlah ketua RW desa setempat kaget. Pasalnya, isu yang dihembuskan lewat salah satu berita online dan dibagikan di media sosial itu tidak benar.
“Saya sendiri juga kaget. Kenapa warga kita membuat seperti itu. Padahal kita sudah mati-matian bekerja untuk warga,” ucap Ketua RW 02 Desa Gentan Hadiman saat ditemui Jawa Pos Radar Solo, Sabtu (31/7).
Dia pun menyesalkan isu yang dihembuskan di media sosial tersebut. Meski begitu, Hadiman tetap semangat mengabdi untuk masyarakat. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Menurut dia, isu pemotongan bansos dari Kementerian Sosial (Kemensos) itu baru kali pertama kali muncul di desanya. Padahal yang benar adalah pengalihan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa (DD) bagi penerima bansos ganda.
“Di RW saya ada tujuh penerima ganda bansos, baik menerima BST dan BLT. Tapi BLT yang turun dulu kemudian disusul BST. Tapi sama-sama turun di Juli ini,” ucap Hadiman.
Hadiman mengungkapkan, bagi warga penerima bansos ganda, khusus untuk BLT yang sebesar Rp 300.000 akan dialihkan ke warga lainnya. Hal itu sudah disepakati dalam pertemuan warga sebelumnya.
“Jadi awalnya mereka terima dulu BLT dan BST itu. Lalu untuk BLT dikembalikan ke RW sehingga masuk kas RW. Direncanakan akan dialihkan kepada warga yang sebelumnya belum pernah menerima BST maupun BLT,” ucapnya.
Penentuan calon penerima BLT yang merupakan hasil pengalihan akan ditentukan dan dibahas dalam rapat tingkat RW pada Agustus mendatang. Mengingat masih banyak warganya yang selama ini belum menerima bansos dari pemerintah.
“Meski ada isu yang berhembus, ini tetap kita salurkan bagi warga yang membutuhkan bantuan. Mengingat sejak awal ini hasil kesepakatan warga. Jadi total hasil pengalihan BLT dari tujuh warga penerima ganda itu ada Rp 2.100.000,” pungkasnya.