JawaPos.com – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan, vaksinasi adalah hal penting agar tidak terpapar Covid-19. Sekalipun tertular, maka resiko gejala berat maupun kematian pasien menjadi rendah.
’’Dari 4,2 juta orang ber-KTP DKI Jakarta yang sudah divaksin minimal dosis pertama, hanya 2,3 persen yang tetap terinfeksi. Angkanya kecil sekali. Dan sebagian besar dari mereka yang terinfeksi ini, dari 2,3 persen itu, mereka tidak bergejala atau bergejala ringan,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Sabtu (31/7).
Sementara, dari 4,2 juta orang yang sudah divaksin tersebut, hanya 0,013 persen yang meninggal akibat Covid-19. Arti kata, hanya sekitar 13 kasus meninggal per 100 ribu penduduk.
Data tersebut menunjukan, warga yang sudah divaksin memiliki Case Fatality Rate atau tingkat kematian menurun sampai kurang dari 1/3 dibandingkan mereka yang belum vaksin. ’’Artinya, temuan riset medis kita tahu, dan data di Jakarta, tadi sudah saya paparkan, menunjukkan bahwa mereka yang sudah divaksin risikonya terbukti di lapangan jauh lebih kecil, daripada mereka yang belum divaksin,” imbuhnya.
Atas dasar itu, Anies meminta warga agar memiliki kemauan untuk divaksin. Sebab, meskipun angka kematian rendah, tetap tidak bisa dianggap remeh. ’’Setiap kematian adalah duka. Dan setiap kematian juga sesungguhnya adalah takdir Allah yang tidak bisa dimajukan, tidak bisa diundurkan. Itu sesuatu yang kita yakini,” jelasnya. “Data menunjukkan bahwa yang sudah vaksin risiko kematiannya menurun dan risiko gejala beratnya menurun. Oleh karena itulah, kita harus ikhtiar untuk mengurangi risiko, meninggikan potensi keselamatan diri, keselamatan keluarga, keselamatan lingkungan kita. Dengan cara melakukan vaksinasi,” tambahnya.
Mantan Mendikbud itu menekankan, warga tidak menghindari divaksin, tidak memalsukan bukti, maupun berbohong. Pemprov DKI pun akan menyiapkan berbagai cara mengantisipasi hal itu. ’’Jadi, mengapa kewajiban vaksin itu juga ada sebelum kegiatan dimulai? Karena potensi penularan tetap ada dan kita ingin melindungi. Artinya, kalau ada kegiatan dan tetap tertular, insya Allah risikonya kecil untuk terjadi kasus berat apalagi pemberatan, apalagi pada fatalitas,” ungkap Anies. (*)