JawaPos.com – Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi ganda putra nomor satu dunia. Ekspektasi besar ada di pundak mereka untuk mempersembahkan emas Olimpiade.
Tetapi, dalam Olimpiade semua bisa terjadi. Pasangan berjuluk The Minions itu gagal melangkah ke semifinal. Mereka kalah straight game dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik 14-21, 17-21.
Pelatih Herry Iman Pierngadi mengakui, kekalahan tersebut memang di luar prediksi. Dia mengatakan, kekalahan Marcus/Kevin bukan karena faktor teknis. Tetapi, lebih karena faktor beban dan tekanan yang begitu berat.
”Dua-duanya jadi tegang dan pola mainnya tidak normal, tidak bisa seperti biasanya. Sebaliknya, lawan bisa menerapkan pola mainnya, enak, enjoy, tidak tegang, dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya,” kata Herry I.P. dalam keterangan resmi PP PBSI.
Itu adalah pengalaman pertama Marcus/Kevin dalam Olimpiade. Herry I.P. menilai, mental mereka belum siap untuk ajang empat tahunan tersebut. Karena itulah, pikiran mereka agak kacau dalam pertandingan kemarin.
”Mereka baru kali pertama ikut Olimpiade, wajar belum bisa mengatur pikiran dan bebannya. Ini jadi pelajaran buat mereka. Ke depan saya harap mereka bisa lebih baik,” imbuhnya.
Marcus membenarkan kalau tekanan kepadanya menjadi faktor paling besar.
”Faktor tekanan ke kami banyak, diharapkan menang atau membawa pulang medali. Tapi, sebenarnya semua pemain yang tampil di Olimpiade ini kan (kemampuannya, Red) seimbang dan kita semua tidak ada yang tahu seperti apa,” kata Marcus.
Dengan kekalahan Minions, ganda putra Indonesia hanya menempatkan satu wakil di semifinal Olimpiade Tokyo 2020 yakni Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Mereka akan melawan ganda kuat dari Taiwan Lee Yang/Wang Chi-lin di empat besar.