JawaPos.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk tetap tegar menghadapi Covid-19 yang belum berakhir. Jokowi mengaku, dalam menghadapi kondisi saat ini bukanlah perkara mudah.
’’Saya tahu bahwa bapak Ibu semuanya dalam kondisi yang tidak mudah, sangat sulit, tapi itu dirasakan oleh semuanya. Tidak hanya yang usaha kecil, sedang, menengah juga usaha besar semua kondisi yang sangat tak mudah. Itu juga tak ada diusahakan oleh pengusaha di Indonesia saja tapi di dunia kondisinya sama,” ujarnya secara virtual, Jumat (30/7).
Jokowi memaparkan, pada awal tahun 2021 hingga sebenarnya sudah mulai mengalami pemulihan dengan penurunan kasus dan roda perekonomian mulai merangkak naik. Namun, kedatangan virus varian delta kembali memporak-porandakan keadaan.
’’Dulu di Januari Februari Maret April Mei kondisi Covid sudah mulai turun. Kalau Covid turun ekonomi naik. Tetapi tanpa terprediksi muncul varian delta. Muncul di India dan seluruh dunia sehingga ekonomi mengguncang kita juga sama,” tuturnya.
Menurutnya, begitu virus varian delta ini muncul mkasus positif langsung naik secara drastis. Sehingga memaksa pemerintah kembali menerapkan kebijakan pembatasan PPKM Darurat. “Tak ada jalan lain karena pulau Jawa dan Bali semua titik merah sehingga keputusan berat PPKM Darurat karena tak ada cara lain selain itu,” ucapnya.
Jokowi mengklaim, saat ini pemerintah menyebut Covid-19 sudah mulai dapat dikendalikan. Hal itu terlihat dari angka keterisian tempat tidur di Wisma Atlet yang mulai mengalami penurunan dari yang tadinya 90 persen menjadi 38 persen.
“Alhamdulilah sekarang bisa kita rem meski turun pelan. Tadi pagi sudah cek di Wisma Atlet saya cek angka keterisian bed dulu hampi penuh dan wilayah di pulau Jawa turun pelan-pelan Tapi di luar pulau Jawa gantian naik,” jelasnya.
Dengan demikian, Jokowi menambahkan, pelaku usaha perlu bekerja lebih keras dan tahan banting. Sebab, WHO sendiri pun belum dapat memastikan dan memprediksi kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. ’’Sekali lagi kita ini selalu yang kita jalankan sisi kesehatan kita tangani,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah tidak dapat melakukan pembatasan atau menutup wilayah secara penuh (lockdown) seperti yang dilakukan oleh negara lain. Sebab, akan mematikan perputaran roda perekonomian masyarakat. ’’Yang kemarin PPKM itu semi lockdown, semi saja saya ke kampung minta dibuka. Kalau lockdown bisa dibayangkan tak menjamin permasalahan selesai,” urainya. (*)