JawaPos.com – Perusahaan Petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk telah memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang Refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT), sebagai Investor Strategis setelah melalui proses seleksi yang ketat.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan, perseroan dan Thaioil telah menandatangani perjanjian-perjanjian definitif untuk dilanjutkan ke penambahan modal di CAP melalui Penawaran Umum Terbatas yang akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Investasi di CAP akan dilakukan melalui anak perusahaan yang ditunjuk oleh Thaioil yang akan bertindak sebagai standby buyer untuk menjamin keberhasilan transaksi ini,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (30/7).
Pemegang saham utama Chandra Asri, yaitu PT. Barito Pacific Tbk dan SCG Chemicals Co Ltd. (SCG Chemicals) mendukung penuh aksi korporasi ini untuk menyuntikkan ekuitas ke perseroan. Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua berskala global oleh anak perusahaannya, PT. Chandra Asri Perkasa (CAP2) yang antara lain akan terdiri dari unit cracker, polymerized olefins serta fasilitas dan utilitas terkait.
“Hal ini sejalan dengan strategi CAP untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha dalam melayani kebutuhan pasar Indonesia,” ungkapnya.
Adapun perkiraan investasi Thaioil yang memperoleh 15 persen kepemilikan saham di CAP setelah right issue, dan SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57 persen dari kepemilikan saham di CAP, mencapai USD 1,3 miliar.
“Transaksi ini masih mensyaratkan persetujuan regulator yang berlaku, termasuk dari OJK dan diharapkan selesai selambat-lambatnya 30 September 2021. Hal ini akan menjadi salah satu right issue terbesar yang pernah dilakukan di BEI,” jelasnya.
Ia mengatakan, pihaknya tergantung atas keberhasilan Final Investment Decision (FID) untuk CAP2 yang ditargetkan pada tahun 2022, Thaioil dan SCG Chemicals dapat selanjutnya secara kolektif berinvestasi hingga USD 0,4 miliar. Metode investasi selanjutnya ditentukan oleh para pihak pada tahap selanjutnya dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham CAP serta otoritas pemerintah terkait di Republik Indonesia.
“Hasil dari right issue akan secara signifikan meningkatkan rencana kami untuk mengembangkan kompleks petrokimia kedua kami, seiring dengan langkah Perseroan untuk mempercepat pengambilan FID pada tahun 2022,” imbuhnya.
Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari strategi inti perusahaan untuk memberikan pertumbuhan transformasional dalam melayani kebutuhan Indonesia, mendukung perluasan pelanggan, dan mengembangkan industri petrokimia dalam negeri.
Pihaknya berharap, transkasi ini memberikan peluang untuk kemitraan dan pertumbuhan komersial tambahan. CAP telah memasuki ke dalam perjanjian penjualan dan pembelian bahan baku dengan Thaioil untuk pasokan nafta dan LPG ke CAP dan CAP2, serta perjanjian distribusi produk yang semuanya dengan perjanjian ketentuan jangka panjang.
Investasi di CAP2 diproyeksikan sekitar USD 5 miliar. Konstruksi diperkirakan akan memakan waktu 4 sampai 5 tahun dengan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan selama periode tersebut. Ini akan menggandakan kapasitas produksi Perseroan dari saat ini 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun.
“Hal ini akan membantu memenuhi pertumbuhan permintaan domestik Indonesia yang terus meningkat, mengurangi ketergantungan impor, mengembangkan industri petrokimia hilir lokal, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0, dan menciptakan karir jangka panjang yang bernilai tinggi,” pungkasnya.